Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Kota Ani, Kota Mati yang Ditinggalkan Akibat Konflik Turki dan Armenia
2 April 2021 19:14 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kota yang dibangun pada abad ke-5 M itu awalnya dikuasai oleh pemerintah Armenia. Tetapi berakhir sebagai wilayah sengketa akibat dari perselisihan yang terjadi di masa lalu, antara pemerintah Armenia, Kurdi, Georgia, Mongol, dan Turki. Kota Ani dilindungi oleh Sungai Akhurian di sisi timur, dan lembah Tzaghkotzador di sebelah barat. Nama “Ani” sendiri berasal dari seorang sejarawan Armenia bernama Ani-Khamakh.
ADVERTISEMENT
Kota yang dibangun pada abad ke-5 M itu awalnya dikuasai oleh pemerintah Armenia. Tetapi berakhir sebagai wilayah sengketa akibat dari perselisihan yang terjadi di masa lalu, antara pemerintah Armenia, Kurdi, Georgia, Mongol, dan Turki. Kota Ani dilindungi oleh Sungai Akhurian di sisi timur, dan lembah Tzaghkotzador di sebelah barat. Nama “Ani” sendiri berasal dari seorang sejarawan Armenia bernama Ani-Khamakh.
Selama abad ke-9 M, kota Ani berada di bawah kekuasaan Dinasti Bagratuni dari Armenia. Saat itu kota Ani berada pada puncak kejayaannya, mereka mengalami kemajuan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya, serta kedamaian di seluruh negeri. Hingga akhirnya sebuah konflik di keluarga istana terjadi pada abad ke-10, yang membuat kota itu kehilangan pengaruhnya. Ditambah, pasukan Yunani mengambil alih kota Ani pada 1045 M.
ADVERTISEMENT
Tak lama setelah Yunani berkuasa di kota Ani, Sultan Alp Arsian dari Turki melakukan penyerangan ke kota itu pada 1064. Selama Turki berkuasa di kota Ani, terjadi pembantaian besar-besaran terhadap penduduk kota itu. Banyak penduduk Ani yang melarikan diri ke kota-kota terdekat, atau membuat desa baru di wilayah yang jauh dari kota Ani.
Penderitaan penduduk Ani semakin bertambah ketika terjadi perang besar antara suku Kurdi dengan kerajaan Georgia. Korban jiwa banyak berjatuhan dari kedua belah pihak, termasuk juga penduduk asli kota Ani yang masih bertahan. Peperangan itu berakhir pada 1199, setelah suku Kurdi dikalahkan oleh pasukan Georgia.
Kota Ani pun berubah menjadi kota mati, tidak ada yang menduduki wilayah itu selama lebih dari tiga abad. Hal itu terjadi karena kota Ani berada di zona militer perbatasan Turki dan Armenia. Sisa-sisa bangunan yang ada di sana ditinggalkan begitu saja, tanpa adanya perawatan. Ditambah kondisi alam yang tidak menentu, membuat kota Ani semakin memberi kesan seram dan penuh misteri.
ADVERTISEMENT
Setelah lama ditinggalkan, akhirnya kota bersejarah itu kembali ditemukan oleh sekelompok arkeolog pada 1921. Suasana yang mencekam bekas-bekas perang dan pembantaian masih terasa di kota itu. Pada Oktober 2010, Global Fund Heritage menyatakan bahwa kota Ani berada di ambang kehancuran karena banyak bangunan yang tidak bisa diperbaiki. Selain itu juga sisa-sisa bangunan itu terancam rata dengan tanah akibat berada di zona konflik.
Referensi: