Lika-liku Kehidupan Diego Maradona

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
14 Desember 2020 14:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: DIego Armando Maradona. Dok: Wikimedia Commons.
zoom-in-whitePerbesar
Foto: DIego Armando Maradona. Dok: Wikimedia Commons.
ADVERTISEMENT
Dunia dikejutkan dengan berita kematian sosok legenda sepak bola dunia asal Argentina, Diego Armandi Maradona. Lahir pada 25 November 2020 lalu. Lahir pada 30 Oktober tahun 1960 di Villa Fiorito, Buenos Aires, Argentina, Maradona pernah berkata jika sepak bola merupakan “penyelamat” yang membantunya mengangkat status sosial keluarganya yang miskin.
ADVERTISEMENT
Pada usia 10 tahun, bakat sepak bola Maradona ditemukan oleh pemandu bakat klub sepak bola Argentinos Juniors. Dua tahun kemudian, Maradona menjadi maskot klub tersebut dengan julukan Los Cebollitas (Bawang Kecil), yang dimana ia bertugas untuk menghibur penonton dengan keterampilan sepak bolanya saat jeda pertandingan pada kompeisi divisi utama Liga Argentina.
Foto: Maradona pada tahun 1973. Dok; Wikimedia Commons.
Maradona resmi bergabung bersama klub Argentinos Juniors pada umur 14 tahun dan melakukan debut pertamanya saat 10 hari menjelang ulang tahunnya yang ke 16 pada tahun 1976. Hanya berselang 4 bulan kemudian, Maradona melakukan debut internasionanya bersama Argentina, dimana saat itu ia menjadi pemain termuda yang bergabung bersama timnas Argentina dalam sejarah. Meskipun dia tidak diikutsertakan dalam World Cup 1978 yang dijuarai oleh Argentina karena dinilai masih terlalu muda, tahun berikutnya Maradona berhasil menjuarai Junior World Cup kelompok usia dibawah 20 tahun.
Foto: Ketika Maradona memimpin Argentina menjuarai Junior World Cup U-20 1978. Dok: Wikimedia Commons.
Setelah lima tahun membela klub Argentinos Juniors, Maradona menjadi pemain yang paling diburu di Argentina. Pada tahun 1981, ia dibeli oleh sesama klub Argentina, Boca Juniors dengan harga transfer sebesar 1 juta poundsterling. Maradona langsung membantu Boca Juniors menjuarai Liga Argentina.
Foto: Ketika Maradona berhasil membawa klub Boca Juniors menjuarai Liga Argentina. Dok: Wikimedia Commons.
Pada tahun 1982, Maradona menjadi pemain termahal di dunia ketika klub asal Spanyol, Barcelona, membelinya dengan harga transfer sebesar 7,6 juta dollar AS, atau setara dengan 106,9 miliar saat ini. Di Barcelona, Maradona berhasil mencetak 38 gol dalam 58 pertandingan, serta berhasil membantu Barcelona menjuarai Copa del Rey dan Piala Super Spanyol.
Foto: Maradona (kanan) dan Mario Kempes (kiri). Dok: Wikimedia Commons.
Selanjutnya, kepindahan Maradona ke klub asal Italia, Napoli sempat menjadi bahan perbincangan yang hangat. Pasalnya saat itu Naples (kota tempat klub Napoli berbasis) berstatus sebagai kota termiskin di Italia berhasil membeli pemain termahal di dunia.
ADVERTISEMENT
Dengan kemampuan yang luar biasa, Maradona berhasil membawa Napoli merengkuh sukses besar. Ia mengangkat status Napoli menjadi tim yang kuat di Italia bahkan Eropa. Maradona memimpin Napoli memenangkan gelar Liga Italia pada tahun 1987 dan 1990.
Foto: Maradona ketika diperkenalkan sebagai pemain Napoli di Naples. Dok: Wikimedia Commons.
Masa bakti Maradona bersama Napoli sayangnya harus berakhir ketika Maradona ditangkap di Argentina karena kepemilikan kokain dan menerima skorsing selama 15 bulan dari dunia sepak bola.
Sepanjang kariernya, Maradona berhasil mencetak 34 gol dalam 91 penampilan untuk Argentina. Ia juga turut ikut serta dalam 4 perhelatan Piala Dunia (1982, 1986, 1990, dan 1994). Maradona mencetak gol bersejarah di final Piala Dunia 1986 melawan Jerman Barat dan membawa Argentina keluar sebagai juara. Gelar juara yang Argentina raih saat itu tidak lepas dari sejumlah kontroversi, termasuk ketika laga Argentina melawan Inggris pada perempat final.
ADVERTISEMENT
Kemenangan atas Inggris tersebut dihasilkan dari gol yang sampai sekarang menjadi peristiwa yang ikonik. Gol yang dimaksud adalah ketika Maradona kedapatan menggunakan tangannya untuk memasukan bola. Saat itu wasit mengira jika bola mengenai kepalanya. Sampai saat ini gol itu dikenang sebagai gol “Tangan Tuhan” (Hand of God).
Foto: Ketika Maradona menggunakan tangannya untuk memasukan bola. Dok: Wikimedia Commons.
Sayangnya, Maradona tidak sempat menyelesaikan Piala Dunia 1994, ia dinyatakan positif menggunakan obat terlarang dan lagi-lagi Maradona harus diskors.
Kokain memang sering menghiasi perjalanan hidup Maradona. Pada tahun 2000, dia sempat dirawat di rumah sakit dan dilaporkan hampir meninggal karena pemakaian obat terlarang. Kejadian berulang pada tahun 2004 karena masalah jantung yang disebabkan oleh kokain.
Foto: Ketika Maradona harus melakukan tes penggunaan obat terlarang ketika Argentina bertanding melawan Nigeria di Piala Dunia 1994. Dok: Wikimedia Commons.
Terlepas kontroversi yang Maradona lalui sepanjang hidupnya, Maradona tetap dikenal sebagai pesepak bola legendaris yang dicintai rekan bahkan lawannya. Tentu saja, berita kematiannya pada 25 November 2020 menjadi kabar duka bagi siapapun, terutama rakyat Argentina.
ADVERTISEMENT
**
Referensi: