Konten dari Pengguna

Locusta, Ahli Racun Pembunuh Berantai Pertama dalam Sejarah

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
22 Februari 2021 16:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Locusta. | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Locusta. | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Menurut catatan sejarah, racun telah lama dipergunakan sebagai senjata mematikan untuk membunuh. Di pusat kekuasaan, ancaman pembunuhan dengan menggunakan racun selalu mengincar setiap saat dan sulit untuk diprediksi. Para raja dan pemimpin lainnya dapat terbunuh seketika oleh racun yang dibawa oleh pelayan atau pun orang terdekatnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Sejak Kekaisaran Romawi, dukun banyak diperkerjakan untuk meracik racun yang paling mematikan. Pada zaman Kekaisaran Romawi kuno terdapat 3 wanita ahli racun yang terkenal dengan julukan ‘Janda Hitam dari Roma’. Trio wanita paling beracun itu bernama Martina, Locusta, dan Canidia.
Adalah Locusta yang paling dikenal kisahnya karena hidupnya berkaitan dengan Kaisar Nero yang terkenal akan kekejamannya. Locusta yang berasal dari hutan liar di Gaul telah membunuh banyak orang dengan racunnya yang mematikan. Terutama sejak dia menjadi pengikut Nero.
Nero dan Agrippina. | Wikimedia Commons
Penggunaan racun sebagai senjata tentu tidak memerlukan senjata lain dan pertumpahan darah untuk menggulingkan kekuasan atau menyingkirkan lawan. Ketakuan pembunuhan melalui racun menyebar dikalangan para kaisar. Suguhan makanan dan minuman selalu dicurigai. Sehingga banyak diantara mereka yang mempekerjakan seorang pelayan khusus sebagai pencicip makanan.
ADVERTISEMENT
Locusta merupakan wanita yang ahli dalam penggunaan tanaman liar beracun. Dia diseret dan dibawa ke Roma pada 54 M untuk dimanfaatkan keterampilan mautnya. Kelihaian Locusta dalam meracik racun membuat dirinya menjadi terkenal sejak resmi dipekerjaan sebagai ahli racun untuk Kaisar Nero. Nama Locusta didokumentasikan oleh sejarawan kuno Tacitus, Juvenal, Cassius Dio, dan Suetonius.
Kisah Locusta pertama kali disebutkan dalam pelayanan Agrippina Muda, permaisuri Kaisar Romawi ke IV Tiberius Claudius. Claudius yang berkuasa dari 24 Januari 41 hingga tahun 54 M, menggantikan Caligula. Agrippina yang merupakan adik Caligula, menginginkan takhta Roma untuk anaknya, Nero. Untuk menyingkirkan suaminya, Agrippina menggunakan racun racikan Locusta.
Ilustrasi lukisan Locusta menguji racun di hadapan Nero yang disiapkan untuk Britannicus. Lukisan oleh Joseph-Noël Sylvestre, 1876. | Wikimedia Commons
Ketika makan malam, pelayan Claudius bernama Holotus menaburkan racun pada makanan yang disajikan untuk Claudius. Racun tersebut berupa jamur beracun yang diracik oleh Locusta, jamur tersebut disebut Amanita Phalloides (Jamur Kematian). Akan tetapi Claudius tidak segera mati karena dosisnya ternyata tidak cukup kuat. Justru, Claudius dihabisi oleh dokternya sendiri, Gaius Stertinius Xenophon, yang memasukkan bulu ke dalam mulut kaisar untuk memaksanya muntah. Tetapi bulu itu dilapisi dengan racun lain yang berdosis tinggi.
ADVERTISEMENT
Pada 55 M, Locusta dipenjara akibat tuduhan meracuni Claudius. Ketika Nero menjadi kaisar, Locusta diampuni dan dipekerjakan lagi. Nero membutuhkan Locusta untuk menyingkirkan putra Claudius yang masih remaja bernama Britannicus. Nero takut bocah itu kelak akan menjadi ancaman bagi takhtanya.
Nero yang bukan anak kandung dari Claudius tentu ingin menyingkirkan Britannicus sebagai pewaris sah takhta Kekaisaran Romawi. Nero merupakan anak dari Agrippina dan Gnaeus Domitius Ahenobarbus. Setelah Ahenobarbus meninggal, Agrippina yang saat itu berusia 34 tahun dijadikan istri Kaisar Claudius. Nero diadopsi sebagai anak angkat Claudius. Karena pengaruh Agrippina, Nero berhasil dijadikan putra mahkota, menggeser kedudukan Britannicus, putra mahkota sebelumnya.
Locusta lalu diperintahkan membuat racun untuk membunuh Britannicus. Pada percobaan pertama racun arsenik yang diracik Locusta gagal membunuh Britannica karena dosisnya dinilai terlalu kecil.
ADVERTISEMENT
Akibat kegagalan itu Locusta dihukum dengan dicambuk dan diperintahkan untuk membuat racun yang lebih efektif. Akhirnya, setelah melalui serangkaian percobaan yang diduga mengorbankan nyawa anak-anak, racun yang mematikan itu selesai. Hingga pada saat sebuah jamuan makan malam, racun racikan Locusta tersebut bekerja. Britannicus akhirnya tewas setelah minum arak yang dicampur racun Locusta. Nero membuat alasan bahwa kematian Britannicus disebabkan oleh penyakit epilepsi.
Locusta menggunakan Atropa belladonna yang termasuk keluarga Nightshade Solanaceae. Belladonna biasanya memiliki buah hitam atau merah yang sangat beracun. Selain itu dia juga menggunakan arsenik, henbane, mandrake, aconit, colchicum, hellebore, dan ekstrak yew, hingga terciptalah racikan racun yang mematikan dan terkenal di Roma kuno pada saat itu.
Setelah itu, Locusta semakin dipercaya oleh Nero. Dia diberi kedudukan khusus yang membolehkannya uji coba racun kepada binatang, budak, hingga para tahanan. Termasuk mengajarkan seni membuat racun kepada murid-murid yang dikirim Nero.
ADVERTISEMENT
Uji coba racun Locusta terhadap manusia yang mengakibatkan kematian diyakini para oleh sejarawan merupakan pembunuhan berantai pertama yang terdokumentasikan. Hal tersebut karena penggunaan racun di zaman Romawi bukanlah keanehan, bahkan dianggap sebagai suatu seni yang mematikan sehingga terdokumentasi.
Beberapa sejarawan kontemporer yang menulis tentang hal diatas diantaranya Suetonius, Galen, Nicander, Pliny the Elder, Scribonius Largus, dan Dioscorides. Secara umum saat itu ada tiga jenis racun yang dikenal, yaitu: mineral, herbal, dan racun hewan. Yang termasuk racun mineral diantaranya arsenik, antimon, merkuri, tembaga, dan timbal. Namun karena dosisnya tidak stabil maka jarang digunakan.
Demikian pula dengan racun yang berasal dari hewan seperti: darah banteng, kodok, salamander, laba-laba beracun, ular, hingga kalajengking sulit digunakan karena binatang-binatang tersebut tidak selalu tersedia, selain itu sebagian besar tidak efektif karena hanya berlandaskan mitos dan dongeng rakyat.
ADVERTISEMENT
Racun yang terbukti efektif berasal dari tanaman. Selain mempunyai jenis, juga mudah digunakan dan disembunyikan. Racun dari tumbuhan biasanya turunan dari tanaman alkaloid belladonna, seperti henbane, datura, mandrake, atau nightshade yang dikenal sangat beracun.
Beberapa kaisar Romawi lainnya yang menggunakan racun sebagai upaya pembunuhan diantaranya: Domitianus, Commodus, Caracalla, Caligula, Elagabalus, dan Vitellius. Caligula dikenal memiliki berbagai racun dalam kantung besar. Nero pernah membawa racun khusus yang dibuat oleh Locusta untuk Caligula.
Ilustrasi Locusta. | Wikimedia Commons
Nero sangat bergantung pada racun untuk menjaga kedudukannya. Oleh karena itu selalu menyebut Locusta sebagai Juru racun utamanya. Dia meracuni bibinya sendiri, Domitia Lepida Major dan merebut tanah miliknya. Sextus Afranius Burrus, mantan penasihat utamanya juga maninggal diracun.
Ketika Nero bunuh diri pada tahun 68 M, maka tidak ada lagi yang melindungi Locusta. Nasibnya segera berakhir saat Kaisar Galba mulai berkuasa. Locusta ditangkap bersama rekan dekat Nero yaitu Patrobius, Narcissus, Helios, dan lainnya. Sebelum Locusta mati, ia diseret melalui jalan-jalan di kota Roma dan kemudian dieksekusi mati.
ADVERTISEMENT
***
Referensi: