Louis XIV dan Kedigdayaan Sistem Monarki Absolut Membangun Prancis

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
22 Oktober 2018 11:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Louis XIV, Pemimpin Prancis Abad ke-17 (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Louis XIV, Pemimpin Prancis Abad ke-17 (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Dikenal sebagai raja Prancis yang paling termasyhur, Louis XIV berhasil memimpin negaranya melewati suatu masa kejayaan politis, militer, dan budaya di dunia Barat. Dilahirkan pada 1638, Louis XIV belum genap berusia lima tahun ketika ayahnya, Louis XIII meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Sebelum Louis XIV dianggap layak memimpin Prancis, segala bentuk urusan pemerintahan dilakukan oleh ibunya, Anne dari Austria, selaku wali bagi raja muda itu. Tetapi kekuasaan sebenarnya terletak pada menteri utama kerajaan Prancis, Kardinal Mazarin.
Pada 1660, Louis XIV menikahi Maria Theresa, putri Philip IV dari Spanyol. Tahun berikutnya, saat kematian Kardinal Mazarin, Louis XIV yang telah berusia 23 tahun mengumumkan bahwa dirinya akan menduduki pemerintahan. Louis XIV dikenal sebagai “Raja Matahari” –sebutan untuk pemerintahannya yang sangat berkilauan–yang memerintah Prancis selama 54 tahun sebagai monarki absolut.
Louis XIV memperoleh kesuksesannya selama dua puluh tahun pertama pemerintahannya. Berbagai kebijakan untuk urusan ekonomi Prancis menjadi fokus utamanya, seperti memperbaiki keuangan kerajaan melalui peningkatan perdagangan dan peraturan kolonial yang kuat.
ADVERTISEMENT
Di bawah pemerintahannya, tentara Prancis menjadi mesin tempur yang paling tangguh dan ditakuti di Eropa. Tidak lupa, Louis XIV pun melakukan peningkatan kebudayaan Prancis melalui seni lukis, seni pahat, teater, musik, arsitektur, dan ilmu pengetahuan lainnya, yang sampai saat ini masih dapat dirasakan.
Pada 1682, Louis XIV mengubah Versailles menjadi tempat kediaman resmi kerajaan dan pemerintahan Prancis. Ia membangun Istana Versailles menjadi tempat yang sangat megah, yang banyak digunakan untuk perjamuan keluarga bangsawan sebagai strategi memperoleh kekuasaan atas kaum borjuis agar tunduk pada kekuasaannya.
Louis XIV dikenal memiliki totalitas untuk mengabdikan dirinya kepada rakyat, sehingga ia banyak menampakkan dirinya di depan umum. Prancis telah benar-benar berada di bawah kekuasaan Louis XIV.
ADVERTISEMENT
Di pusat, ia memutuskan berbagai kebijakan sebagai raja dan kepala pemerintah, sementara di daerah, para kepala administrator melaksanakan segala peraturan raja. Keadaan seperti itu menjadikan Louis berkuasa penuh atas wilayah Prancis.
Louis XIV dan Kedigdayaan Sistem Monarki Absolut Membangun Prancis (1)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
Sejak awal penobatannya, Louis XIV telah bersumpah untuk mempertahankan ajaran Katolik. Ia menentang para pengikut ajaran Protestan dari John Calvin yang dikenal sebagai kaum Huguenot. Pada 1685, Louis XIV membatalkan kebijakan Edict of Nantes, yang telah menjaga toleransi agama di Prancis.
Para penganut Protestan dipaksa untuk keluar dari kepercayaannya, dan kekerasan terjadi di penjuru negeri karena banyak yang menolak untuk melakukannya. Akibatnya sekitar 200.000 kaum Huguenot memilih untuk keluar dari wilayah Prancis.
Dalam serangkaian peperangan antara tahun 1667 sampai 1697, Louis XIV berusaha memperluas perbatasan timur Prancis untuk pertahanan wilayahnya, namun ia mengorbankan kaum Hapsburg agar tujuannya itu tercapai.
ADVERTISEMENT
Tahun-tahun terakhir pemerintahan Louis XIV diwarnai oleh berbagai persoalan yang cukup menyulitkannya. Dalam perang Perebutan Kekuasaan Spanyol tahun 1701-1714, Louis XIV menghadapi koalisi permusuhan Eropa, yang mengkhawatirkan dominasi Prancis di Eropa.
Spanyol berusaha mengamankan kekuasaannya, tetapi Prancis terlalu kuat sehingga takhta kerajaan itu pun jatuh ke tangan Louis XIV. Tetapi meski berhasil, perang itu telah menghabiskan anggaran keuangan Prancis dan mengurangi kekuatan Prancis di Eropa.
Pada 1715, meskipun Louis XIV telah menciptakan pemerintahan yang brilian bagi Prancis tetapi pada akhirnya ia meninggalkan sebuah negara yang nyaris bangkrut dan lemah secara militer.
Sumber: Paparchontis, Kathleen. 2005. 100 Pemimpin Dunia yang Berpengaruh di dalam Sejarah Dunia. Tanggerang: Karisma