Konten dari Pengguna

Makam Cina Wira Cula, Simbol Harmonisnya Warga Tionghoa dengan Keraton Cirebon

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
20 November 2020 19:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi makam Cina. Sumber: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makam Cina. Sumber: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Kota Cirebon mempunyai situs sejarah makam Cina (bong) yang sekarang ini berada di jalan Sukalila utara, area belakang bangunan Pusat Grosir Cirebon (PGC) saat ini. Oleh masyarakat sekitar, situs ini biasa disebut makam tumpang.
ADVERTISEMENT
Menurut buku Sejarah Cirebon yang ditulis oleh Sulendraningrat, makam Cina ini berisi dua jenazah pasangan suami istri. Makam Cina ini berada di 15 meter sebelah utara tepi sungai Sukalila, sungai yang membelah kota Cirebon.
Jenazah laki-laki bernama Tan Sam Cai Kong dan istrinya bernama Loa Lip Ay. Semasa hidupnya mereka adalah penganut agama Budha. Tan Sam Cai Kong berasal dari wilayah Tin Lam Sia, provinsi Hokkian Tiongkok. Dahulu ia adalah seorang saudagar bangsawan Tiongkok yang kaya dan mempunyai hubungan baik dengan pemerintah Belanda serta Sultan Sepuh Cirebon. Tan Sam Cai Kong dikenal dermawan kepada para fakir miskin dan suka menolong orang yang susah.
Sumber: Wikimedia Commons
Ia pula dihormati oleh kalangan warga Tiongkok di Cirebon. Karena hubungannya yang erat dan baik serta jasanya terhadap kraton Kasepuhan, Sultan Sepuh pada masa itu menganugerahi Tan Sam Cai Kong dengan gelar Tumenggung Aria Wira Cula. Ia juga digelari sebutan Dipa atau Orang Besar. Ia memiliki anak-anak di antaranya Tan Kiu Ngau dan Tan Thian Song.
ADVERTISEMENT
Menurut prasasti yang terdapat di makam, ia meninggal pada hari Senin tanggal 24 tahun Jawa 1739 atau 1660 Masehi. Sebagai penghormatan, pada tahun 1919 M, Mayor Tan Tji Ki, pemimpin pecinan di Cirebon saat itu membuat pagar keliling. Pagar tersebut terdapat inskripsi bertuliskan tiga bahasa, yaitu hanzi Cina, Melayu dan Jawa. Inskripsi pada pagar itu sampai sekarang dalam kondisi baik dan masih terbaca dengan jelas.
Sumber: Wikimedia Commons
Di sekitar makam Tan Sam Cai Kong sebagai makam utama, terdapat empat makam pengawalnya, makam tumpang Siangkong, sumur kecil, dan rumah penjaga makam. Makam Siangkong (suami istri) itu bernama Nyi Mas Arum Sari dan Eyang Pati Geni. Keberadaan makam Cina ini sekiranya dapat menjadi tambahan bukti sejarah komunitas Tionghoa dan peranannya di Cirebon pada abad ke 17 Masehi.
ADVERTISEMENT
Sumber: P. S, Sulendraningrat. 1978. SEJARAH CIREBON. Jakarta: Depdikbud., Rusyanti. Juni 2013. Peranan Tam Sam Cai Kong Dalam Sejarah Cirebon. Purbawidya. Vol. 2, No. 1, hal. 105-117