Konten dari Pengguna

Mansa Musa Keita I, Orang Terkaya di Dunia dalam Sejarah dari Afrika

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
8 Maret 2021 20:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mansa Musa Keita I | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Mansa Musa Keita I | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Ketika membahas tentang orang terkaya dalam sejarah, banyak dari kita mungkin akan lebih cenderung menyebut nama-nama yang menggeluti dunia industrialis di era modern, seperti Rockefeller, Rothschild, Rockefeller, hingga Bill Gates dan sosok lainnya.
ADVERTISEMENT
Namun menurut sejarah, orang terkaya sepanjang sejarah merupakan seorang penguasa asal Mali bernama Musa Keita I, Mansa (sebuatan untuk penguasa) kesepuluh dari Kekaisaran Mali. Mansa Musa yang terkenal kaya raya dan boros dalam pengeluarannya sehingga menurut rumor, dengan hanya melewati Mesir, ia dapat mengganggu ekonomi negara tersebut.
Musa Keita I lahir lahir pada 1280-an Masehi. Ia memperluas wilayah kekuasaan Kekaisaran Mali dengan menaklukkan 24 kota dan sekitarnya. Pada saat Musa Keita I meninggal sekitar tahun 1337 M, ia telah diketahui telah mengumpulkan kekayaan yang hampir terlalu besar untuk dihitung. Karena jika disesuaikan dengan inflasi, Mansa Musa I diyakini akan memiliki kekayaan lebih dari $ 400 miliar.
Sebagai perbandingan, kekayaan gabungan keluarga Rothschild hanya bernilai sekitar $ 350 miliar. Dengan kata lain, belum ada manusia yang bisa mendekati jumlah kekayaan bersih Raja Afrika pada masanya tersebut.
ADVERTISEMENT
Mansa Musa Keita I diketahui memperoleh kekayaan awalnya dari sumber tambang emas dan garam di wilayah Afrika Barat. Kekaisaran Mali sendiri didirikan dari sisa-sisa Kekaisaran Ghana dan pada puncaknya di bawah kepemimpinan Musa I, wilayah dari Kekaisaran Mali membentang melintasi Afrika Barat dari Samudera Atlantik hingga Timbuktu, termasuk bagian dari Chad, Pantai Gading, Gambia, Guinea, Guinea-Bissau, Mali, Mauritania, Niger, Nigeria, hingga Senegal, sebuah kekaisaran dengan luas lebih dari 2.000 mil.
Selain merebut banyak kota di bawah kepemerintahannya, Mansa Musa mengumpulkan upeti dari banyak kota lainnya. Sementara itu, Eropa tengah berjuang untuk bertahan hidup dari kelaparan, wabah penyakit, dan peperangan aristokrat. Kerajaan Afrika tengah berkembang pesat.
Menurut adat yang berlaku di Mali, seorang raja diharuskan untuk menunjuk seorang wakil setiap kali ia hendak pergi berziarah ke Mekah atau jika dia hendak memulai usaha lain. Jika raja tersebut tidak kembali, maka wakilnya lah yang ditunjuk dan naik takhta. Abubakari Keita II (pendahulu Musa) memulai pencarian untuk menemukan ujung Samudera Atlantik dan tidak pernah terdengar lagi.
Ilustrasi Mansa Musa Keita I | WIkimedia Commons
Sebelum naik takhta pada tahun 1312, Musa Keita I mengirim sekitar 2.000 kapal untuk mencari Abubakari Keita II yang tengah melakukan perjalanannya. Ketika Abubakari tidak dapat ditemukan, semua orang setuju bahwa Musa I adalah kaisar Mali selanjutnya yang sah.
ADVERTISEMENT
Sejatinya, lekayaan Mansa Musa I hanyalah salah satu bagian dari warisannya. Dengan mengontrol jalur perdagangan penting antara Mediterania dan pantai Afrika Barat, Mansa Musa I mendirikan kotanya Timbuktu sebagai pusat budaya dan pembelajaran Islam di Afrika.
Mansa Musa membayar seorang arsitek dari Andalusia sekitar 440 pound (hampir 200 kilogram) emas untuk membangun Masjid Djinguereber, yang masih berdiri hingga saat ini. Mansa Musa I juga diketahui mendirikan Universitas Timbuktu untuk menarik cendekiawan dan seniman yang berada di seluruh dunia. Pada masa kepemimpinannya, Mansa Musa I mendorong urbanisasi dengan mendanai semua sekolah dan masjid.
Pertama kali Mansa Musa I menarik perhatian dunia pada tahun 1324 ketika ia menunaikan ibadah haji di Mekkah. Selama melakukan perjalanan ke Mekah, ia selalu menampilkan kekayaan yang luar biasa yang bahkan menarik perhatian orang Eropa.
Wilayah kekuasaan Kerajaan Mali kepemimpinan Mansi Musa Keita I. | Wikimedia Commons
Bahkan, para sejarawan menggambarkan rombongan Musa Keita dengan membawa puluhan ribu tentara, warga sipil, budak, 500 pembawa berita membawa tongkat emas dan mengenakan sutra halus. Selain itu, ia membawa banyak unta dan kuda untuk memikul banyak batangan emas.
ADVERTISEMENT
Mansa Musa I juga bepergian bersama istrinya, Inari Konte, dan 500 pelayan wanitanya. Sepanjang perjalanannya, ia membangun banyak masjid, termasuk di Dukurey, Gundam, Direy, Wanko, hingga Bako. Banyak dari masjid tersebut masih berdiri sampai sekarang.
Dikisahkan bahwa ketika ia mencapai kota Kairo yang terkenal, ia menghabiskan begitu banyak harta, memberikan debu emas kepada orang miskin, membeli makanan untuk para pengiringnya, dan membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang. Sehingga dikatakan pula bahwa ia telah menyebabkan inflasi yang tak terkendali di kota yang ia singgahi. Madinah dan Mekah juga mengalami inflasi yang parah setelah kontak mereka dengan pengeluaran Mansa Musa Keita I.
***
Referensi: