Maria Montessori, Pelopor Metode Pengembangan Diri Sejak Usia Dini

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
19 Juni 2018 15:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Maria Montessori (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Maria Montessori (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Maria Montessori mengabdikan hidupnya untuk mengembangkan metode pendidikan bagi anak-anak usia dini. Inti dari pendidikannya adalah kepercayaan terhadap motivasi diri dan kemandirian bagi anak-anak usia pra-sekolah.
ADVERTISEMENT
Metodenya menempatkan anak di dalam sebuah lingkungan yang penuh kompromi, di mana mereka akan belajar secara alami mengikuti minat dan kemampuan yang dimilikinya.
Materi pembelajaran seperti ini tidak membutuhkan banyak bantuan dari guru pendampingnya. Tugas guru pendamping hanya mengamati, dan akan memberi bantuan jika dibutuhkan.
Tujuan utama Maria Montessori mengeluarkan metodenya itu adalah untuk menghilangkan pendekatan tradisional yang sebelumnya dilakukan dengan cara memaksakan tugas-tugas pada anak di sebuah kelas yang pasif. Pendekatan Montessori memungkinkan terjadinya perkembangan diri dan kemandirian secara spontan.
Maria Montessori menghabiskan masa kanak-kanaknya di sebuah kota pertanian Chiaravalle. Keluarganya sangat menjunjung tinggi sikap disiplin dan menekankan nilai-nilai pentingnya membantu orang-orang yang kurang beruntung. Saat berusia lima tahun, Maria Montessori dan keluarganya pindah ke Roma.
ADVERTISEMENT
Ketika berada di sekolah umum, ia sangat lah menonjol dengan prestasi-prestasinya, walaupun tidak pintar secara akademik, tetapi ia mampu membangun lingkungan sekolah yang menyenangkan bagi orang-orang di sekitarnya.
Menginjak usianya yang ke-12, Maria Montessori memutuskan untuk masuk ke sekolah teknik guna mempelajari kurikulum umum, seperti bahasa Prancis, sejarah, geografi, matematika, dan pengetahuan alam. Di sekolah teknik itu, Maria Montessori sangat berprestasi. Ia pun melanjutkan pendidikannya ke sekolah tinggi, hingga lulus pada 1890.
Maria Montessori memperdalam pengetahuannya di Universitas Roma. Diketahui, ia menjadi wanita Italia pertama yang mempelajari kedokteran. Tahun 1896, ia menjadi orang pertama yang memperoleh gelar dalam bidang kedokteran.
Maria Montessori mulai tertarik untuk mempelajari metode-metode pembelajaran bagi anak-anak setelah ia lulus dari kuliahnya. Ia ingin membantu anak-anak yang mengalami kesulitan belajar. Di samping mempraktikkan ilmu kedokterannya, Maria Montessori juga mempelajari karya pendidik berkebangsaan Prancis, Jean-Marc-Garpard Itard, yang mempelopori penggunaan rangsang sensorik terhadap orang-orang yang mengalami kesulitan belajar.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ia pun mempelajari karya Edouard Sequin, yang menggunakan kegiatan fisik untuk merangsang persepsi kemampuan para siswanya untuk belajar membaca dan menulis.
Dari tahun 1897 sampai 1898, Maria Montessori mengikuti kelas pedagogi dan antropologi di Universitas Roma. Ia memberi banyak kuliah mengenai berbagai topik, seperti peperangan dan perdamaian, feminisme, pendidikan, dan kebutuhan medis untuk melatih para guru dalam pengasuhan dan pendidikan bagi anak-anak yang mengalami cacat mental.
Pada 1900, Maria Montessori ditunjuk sebagai kepala sekolah Ortropenik di sebuah institut pelatihan bagi guru-guru. Di dalam institut tersebut, Maria Montessori mempelopori instruksi bagi anak-anak yang mengalami kesulitan belajar, terutama bagi materi-materi yang bisa dimanipulasi, dan memberi rangsang sensorik.
Keberhasilan Maria Montessori di sekolah Ortoprenik itu telah mengilhaminya untuk menggunakan metode-metodenya bagi pendidikan anak-anak yang tidak mengalami kecacatan secara mental. Tahun 1907, ia mendirikan rumah anak-anak Casa dei Bambini, sebuah tempat penitipan anak pra-sekolah di distrik San Lorenzo yang miskin di Roma.
ADVERTISEMENT
Keberhasilannya mengembangkan rumah penitipan yang banyak memberikan pembelajaran bagi anak-anak ini telah membangkitkan mina Maria Montessori dan para pengikutnya untuk mendirikan tempat serupa di seluruh benua Eropa. Lambat laun, metodenya diakui oleh masyarakat, dan akhirnya sampai di wilayah Amerika Serikat, tepatnya di Terrytown, New York.
Saat metodenya kian populer, Maria Montessori mengabdikan dirinya untuk melatih para guru, menulis, dan memberi kuliah, serta mengembangkan metodenya agar terus dapat diterima oleh masyarakat secara luas. Menjelang tahun 1923, Maria Montessori melepas karir akademis dan kedokterannya untuk sepenuhnya mencurahkan waktunya pada kegiatan yang kemudian dikenal dengan “gerakan Montessori”.
Menjelang tahun 1929, minat masyarakat terhadap pendidikan Maria Montessori mulai menurun di beberapa negara, termasuk di Amerika Serikat. Banyak orang yang menilai metodenya itu menghancurkan sikap disiplin terhadap anak-anak.
ADVERTISEMENT
Di Italia yang menganut paham fasis, sekolah-sekolah Montessori telah dilarang secara resmi. Selama 20 tahun berikutnya, Maria Montessori tetap melatih para guru tentang metodenya.
Setelah kematiannya, metode Montessori mengalami sebuah pembaharuan di berbagai sekolah di Amerika Serikat. Pada 1960, Ikatan Montessori Amerika telah dibentuk untuk mengembangkan pendidikannya.
Hingga kini, nyaris semua guru anak-anak usia pra-sekolah menggunakan ide-ide, dan metode pembelajaran, yang jika ditelusuri berasal dari metode Maria Montessori. Sumber: Felder, Deborah G. 2007. 100 Wanita Paling Berpengaruh Sepanjang Masa. Tanggerang : Karism