Maria Yosephine Maramis, Sosok Ibu Berjiwa Pahlawan Nasional (Bagian II)

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
22 April 2017 17:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mendapat respon positif, PIKAT pun berhasil didirikan di berbagai daerah dengan sumbangan kian deras. Dari tahun ke tahun PIKAT semakin berkembang.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1920 Gubernur Jenderal Belanda mengunjungi sekolah PIKAT dan memberikan sumbangan uang. Meski demikian, para guru pun bersedia bekerja secara sukarela dan tidak digaji
Maria Walanda Maramis meninggal dunia pada 22 April 1924 dan dimakamkan di Maumbi. Kepergiannya dari tanah air merupakan duka anak bangsa, namun berhasil membekas sebagai inspirasi generasi muda untuk membangun bangsa. Tidak heran, sebagai apresiasinya Surat keputusan Presiden RI No 012/K/1969 tertanggal 20 Mei 1969 menandakan bahwa Maria Walanda Maramis ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Untuk mengenang jasa pahlawan nasional wanita asal Minahasa ini, oleh Gubernur Sulut Mayjen H V Worang, dibangunlah sebuah patung Maria Walanda Maramis di tengah kota Manado. Tak berhenti sampai di sana, di era Ketua PIKAT Ibu Hilda Rantung Karepouwan bersama organisasi wanita dan Pemda Sulut berencana membangun kompleks makam serta monumen Maria Walanda Maramis di Desa Maumbi Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa
ADVERTISEMENT
Sumber foto : httpswww.google.co.id