Konten dari Pengguna

Masjid Agung Cordoba, Bukti Kejayaan Islam di Spanyol

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
6 April 2018 13:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masjid Agung Cordoba, dikenal juga dengan sebutan Cathedral of Our Lady of the Assumption, merupakan sebuah masjid peninggalan dinasti Umayah, yang pernah berkuasa di wilayah Andalusia. Ketika itu, Cordoba menjadi kota paling besar dan paling maju di seluruh Eropa. Bahkan melebihi kejayaan Byzantium dan Baghdad di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan budaya.
ADVERTISEMENT
Awalnya, sebelum Islam masuk ke Spanyol, bangunan masjid adalah sebuah kuil bangsa Roma yang ditujukan untuk Dewa Janus, dan sebuah katedral Visigothic yang didirikan untuk menghormati St. Vincent of Saragossa, dibangun sekitar tahun 600 M. Namun saat Spanyol jatuh dalam kekuasaan Islam, Emir Abd ar-Rahman I mengubah gereja tersebut menjadi sebuah masjid, dengan melakukan beberapa penambahan di bagian-bagian bangunan itu.
Pembangunan Masjid Cordoba dimulai tahun 784 M, dan terus belangsung selama hampir dua abad. Abd ar-Rahman I menggunakan masjid itu sebagai bagian dari istananya. Awalnya ia menamakan bangunan megah ini dengan nama Masjid Aljama, untuk mengenang istrinya. Dalam perkembangannya, Masjid Agung Cordoba mengalami banyak penambahan ornament pada bangunan utamanya. Seperti pada masa Abd ar-Rahman III yang menambahkan menara batu untuk tempat adzan, dikenal dengana nama menara Alminar. Penambahan terakhir pada bangunan masjid dilakukan oleh Al-Mansur Ibn Abi Aamir di tahun 987 M, dengan menambahkan jalan yang menghubungan masjid dengan istana Calibh.
ADVERTISEMENT
Masjid Agung Cordoba menjadi bagian penting dalam perjalanan Islam di Andalusia selama tiga abad. Masjid ini dikenal sebagai jantung pusat ibu kota Andalusia. Arsitektur masjid ini memiliki kemiripan dengan arsitektur Masjid Agung Damascus. Ruang utama masjid digunakan untuk berbagai hal, seperti tempat belajar, tempat berdiskusi, tempat beribadah, dan lain sebagainya. Masjid ini memiliki tempat ibadah berbentuk persegi yang sangat besar. Atapnya beberbentuk datar terbuat dari kayu yang disangga oleh tiang berbentuk setengah lingkaran, yang menjadi ciri khas dari Masjid Agung Cordoba.
Bagian dinding masjid dihiasi oleh kaligrafi ayat-ayat Al-Qur’an. Setiap sudut masjid dihiasi oleh jendela-jendela dengan mosaik-mosaik yang penuh warna. Masjid Agung Cordoba menyimpan salinan Qur’an dan potongan tulang lengan Nabi Muhammad SAW, sehingga menjadikan masjid ini sebagai tempat ziarah umat Islam.
ADVERTISEMENT
Tahun 1236, Kota Cordoba berhasil direbut dari kekuasaan Islam oleh Raja Ferdinand II of Castile. Oleh kekuasaan baru tersebut, Masjid Agung Cordoba dirubah fungsinya menjadi geraja Katolik, diberi nama Santiago de Compostela. Kemudian ditambahkan kapel Villaviciosa dan kapel Royal oleh Alfonso X. Di tengah kompleks masjid itu dibangun sebuah katedral bergaya Renaissance, yang dimulai pada abad ke-16.
Sumber: Riyanto. 2013. Warisan Dunia: Mengenal Sejarah Dunia. Platinum
Foto: ruralidays.co.uk