Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Melawan Penyakit Kelamin di Cilacap Akhir Abad ke-19
5 Januari 2018 23:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Banyaknya kegiatan di pelabuhan menjadi faktor tingginya pelacuran di Cilacap.
ADVERTISEMENT
Pelabuhan menjadi gerbang awal Pemerintah Hindia Belanda dalam proses perdagangan mereka. Melalui pelabuhan pemerintah dapat melakukan ekspor berbagai tanaman hasil tanam paksa, seperti kopi, gula, kayu manis, untuk diperjualbelikan di pasar Dunia.
Cilacap menjadi salah satu kota pelabuhan padat di Pulau Jawa yang mulai menjadi perhatian Pemerintah Hindia Belanda dalam melakukan perdagangan terbuka dengan para pedagang yang datang ke Pulau Jawa. Hal tersebut membuat pertumbuhan masyarakat Cilacap semakin pesat dengan berbagai interaksi yang dilakukan dengan para pedagang.
Meningkatnya aktivitas perdagangan di pelabuhan ternyata memberikan dampak yang besar pada pertumbuhan kegiatan prostitusi di Cilacap. Jika sebelumnya pertumbuhan prostitusi hanya terjadi karena berdirinya sebuah garnisun, akibat perdagangan perkembangannya menjadi lebih besar. Ditambah keadaan lingkungan Cilacap yang sangat buruk jika ditinjau dari segi kesehatan, karena dikelilingi oleh rawa dan hutan.
ADVERTISEMENT
Pada 1895 di Cilacap ditemukan penderita penyakit sipilis sebanyak 4283 dari penduduk kota dan 6217 dari kuli paksa. Banyaknya penderita penyakit tersebut membuktikan bahwa penyebarannya sudah tidak terkontrol oleh pemerintah Hindia Belanda.
Terdapat sebuah rumah sakit yang dikhususkan untuk kalangan militer di Cilacap, akan tetapi rumah sakit tersebut tidak berfungsi. Sehingga Pemerintah Hindia Belanda atas saran dari Dewan Hindia Belanda mengalihfungsikan rumah sakit militer tersebut. Tahun 1896 rumah sakit militer
dapat digunakan untuk kepentingan kesehatan masyarakat sipil. Residen Banyumas ditunjuk oleh pemerintah Hindia Belanda untuk melakukan pengawasan terhadap rumah sakit, termasuk pengiriman makanan dan penggunaan daun sirih untuk penderita penyakit sipilis.
Pengawasan terhadap prostitusi dan penyebaran penyakit kelamin di Cilacap terus dilakukan hingga akhirnya jumlah penderita penyakit kelamin semakin berkurang seiring berjalannya waktu.
ADVERTISEMENT
Sumber : Zuhdi, Susanto. 2002. Cilacap 1830-1942 : Bangkit dan Runtuhnya Suatu Pelabuhan di Jawa. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia.
Foto : natgeotv.com