Mengenal Ebola dan Penularannya

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
26 Maret 2020 20:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tulisan "Ebola". Dok: Pixabay/Padrinan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tulisan "Ebola". Dok: Pixabay/Padrinan
ADVERTISEMENT
Ebola virus disease (EVD) atau penyakit virus Ebola yang sebelumnya dikenal sebagai demam berdarah Ebola merupakan penyakit parah yang memberikan efek fatal pada manusia maupun primata. Tingkat kematian dari kasus ini rata-rata sekitar 50 persen. Angka fatalitasnya berkisar antara 25-90 persen pada wabah yang lalu.
Peta Situasi Epidemi Virus Ebola pada 2014. Dok: Wikimedia/ZeLonewolf
Pada mulanya, wabah EVD ini terjadi di desa-desa terpencil di Afrika Tengah, di dekat hutan hujan tropis. Virus ebola ini pertama kali ditemukan pada tahun 1976, sedangkan wabah Ebola terbesar dan paling kompleks terjadi di Afrika Barat pada tahun 2014-2016. Wabah ini juga menyebar antar negara, mulai dari daerah Guinea yang selanjutnya bergerak melintasi perbatasan darat ke Sierra dan Liberia.
Electron Micrograp Ebola. Dok: Wikimedia/BernbaumJG
Kelelawar buah dari keluarga Pteropodidae diperkirakan sebagai inang virus Ebola alami. Virus ini ditularkan ke manusia melalui hewan liar seperti kelelawar buah, landak, dan primata non-manusia. Kemudian penularan antar manusia dapat melalui kontak langsung dengan darah, sekresi, organ, atau cairan tubuh lainnya pada manusia yang terinfeksi. Selain itu juga dapat melalui permukaan serta material-material seperti tempat tidur, pakaian yang telah terkontaminasi oleh cairan tersebut.
ADVERTISEMENT
Jika seseorang menyentuh kelelawar yang menjadi inang dari virus ini dan tanpa sadar tangan yang menyentuh kelelawar tersebut ia gunakan untuk menyentuh area yang menjadi jalan masuknya virus ke dalam tubuh manusia, maka virus tersebut mulai masuk ke dalam dirinya. Akan tetapi, seseorang yang terinfeksi Ebola tidak dapat menyebarkan penyakit hingga orang tersebut mengalami gejala.
Gejala yang dialami oleh orang yang terinfeksi Ebola biasanya secara tiba-tiba misalnya demam, kelelahan otot, sakit, sakit kepala, dan sakit tenggorokan. Gejala tersebut mungkin akan sulit dibedakan dengan gejala penyakit yang lainnya. Hal tersebutlah yang terkadang membuat orang yang merawatnya tidak sadar dan justru ikut tertular. Biasanya orang yang tertular dari penyakit tersebut baru sadar ketika orang pertama yang tertular telah terkonfirmasi terkena Ebola atau yang lebih parah baru akan disadari ketika telah meninggal dan diketahui akibat dari Ebola.
Isolasi Infeksi Ebola. Dok: Pixabay/bhossfeld
ADVERTISEMENT
Agar tidak menular secara cepat kepada orang lain, biasanya orang yang telah terinfeksi virus tersebut perlu dilakukan pengawasan khusus serta isolasi. Para tenaga medis yang merawatnya pun perlu dilengkapi Alat Pelindung Diri (APD). Selain itu, segala macam bekas barang orang yang telah bergejala akibat Ebola juga harus segera dimusnahkan, biasanya dilakukan dengan cara dibakar.
Sumber: