Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Pakaian Hazmat Sebagai Alat Pelindung Diri di Tengah Wabah Corona
19 Maret 2020 20:22 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keberadaan baju hazmat atau pakaian hazmat pada kondisi terjadinya pandemi Covid-19 pada tahun 2020 ini tentu sangat diperlukan bagi para petugas medis dan dokter yang merawat pasien.
ADVERTISEMENT
Pakaian hazmat atau yang biasa disebut dengan hazmat suit yang merupakan kepanjangan dari (Hazedhazardous materials suit) merupakan baju pengaman yang sangat diperlukan dalam kondisi tertentu. Pakaian tersebut dirancang untuk melindungi pemakainya dari bahan atau zat berbahaya, seperti bahan-bahan kimia, atau agen biologis.
Baju hazmat ini merupakan bagian dari alat pelindung diri (APD) yang biasanya digunakan oleh para petugas medis dan dokter untuk merawat pasien yang digunakan bersamaan dengan kacamata, sarung tangan dan baju medis.
Sebelum merebaknya penyakit Covid-19 dan sering terlihat di media atau artikel berita yang menampilkan para petugas medis mengenakan pakaian hazmat, pada tahun 2014 pakaian hazmat ini juga sempat sering terlihat di muka publik saat merebaknya wabah Ebola.
ADVERTISEMENT
Jika melihat ke belakang, pakaian hazmat ini diproduksi oleh MSA pada tahun 1940-an, disebut dengan MSA Rubber Suit. Resleting yang digunakan tahan terhadap air. Respirator yang cocok dan standar pada saat itu adalah respirator bertipe APR. Selain itu, pada tahun 1960-an, pakaian hazmat ini dikenakan oleh para pekerja Hazmat. Pakaian ini terbuat dar bahan karet dengan gaya lama. Tidak kedap gas, dan satu-satunya pengunci lengan adalah pita elastis yang ditarik dari sarung tangan karet.
Pakaian model tersebut tidak banyak digunakan lagi sebab sesaknya kekurangan gas. Selain itu, penggunaan topeng wajah yang penuh tampak agak menakutkan dengan dua masker gas untuk mata, sedangkan regulator ditempatkan pada tangki udara dan selang bertekanan rendah yang menghubungkan topeng dengan regulator.
Pakaian Hazmat ini memiliki beberapa level. Pakaian ini dirancang kedap air. Hal tersebut dikarenakan untuk memastikan bahwa zat atau pun agen tidak menyentuh pemakainya. Terdapat beberapa level pakaian hazmat berdasarkan seberapa banyak perlindungan yang diberikan. Berikut level-level pakaian Hazmat.
ADVERTISEMENT
Level A
Pakaian Hazmat dengan level A ini memastikan tingkat perlindungan tertinggi terhadap uap, gas, kabut, dan partikel. Pakaian ini berbentuk penuh dengan menggabungkan alat bantu pernapasan SCBA dan radio dua arah yang digunakan di dalam pakaian.
Level B
Pakaian Hazmat pada level ini menggabungkan sebuah splash-protective, pakaian yang resisten terhadap bahan kimia dengan sarung tangan dan sepatu bot yang dapat memberikan perlindungan level A terhadap cairan, tetapi tidak kedap udara. Level ini digunakan saat tingkat perlindungan pada kulit yang dibutuhkan lebih rendah.
Level C
Pakaian Hazmat level C ini memiliki bahan yang sama, akan tetapi masih memungkinkan untuk penambahan alat perlindungan napas lainnya seperti respirator pemurni udara. Pakaian level ini digunakan saat mendekontaminasi pasien atau korban.
ADVERTISEMENT
Level D
Level D ini tidak melindungi dari paparan bahan kimia. Akan tetapi dapat mencakup semua, alas kaki tahan bahan kimia dengan jari kaki baja, serta dibutuhkan perlindungan wajah untuk level perlindungan ini.
Itulah sedikit penjelasan tentang pakaian hazmat. Walaupun mirip dengan pakaian astronot di luar angkasa, ternyata pakaian hazmat yang digunakan di dunia medis dapat berfungsi sesuai kebutuhan perlindungan secara medis ya.
Sumber:
Saul, Heather. 17 Oktober 2014. Hazmat Suits: What are They and How Do They Protect Medics Against Ebola.
Oocites. Historic Hazmat Suits. Diambil kembali dari laman Oocites