Konten dari Pengguna

Mengenang Raja Ali Haji, Sang Bapak Bahasa Indonesia

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
12 November 2020 13:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mengenang Raja Ali Haji, Sang Bapak Bahasa Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Bernama lengkap Raja Ali al-Hajj ibni Raja Ahmad al-Hajj ibni Raja Haji Fisabilillah bin Opu Daeng Celak alias Engku Haji Ali ibni Engku Haji Ahmad Riau. Ia dilahirkan pada tahun 1808 Masehi di pusat Kesultanan Riau-Lingga di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau. Beliau merupakan tokoh tokoh penting di dunia bahasa dan sastra Melayu. Pengaruh pemikirannya terhadap perkembangan dunia Melayu sangat nyata pada hasil karya-karya sastranya. Karyanya dijadikan sumber rujukan dalam tradisi penulisan klasik maupun modern.
ADVERTISEMENT
Raja Ali Haji adalah seorang pujangga Melayu yang dikenal dengan karyanya yaitu Gurindam Dua Belas. Di mana untuk tersebut memiliki ciri khas yakni tentang sastra Islam dan Melayu. Selain itu, ia pun sangat bersungguh sungguh untuk menyajikan sejarah dari masa lalu yang disesuaikan dengan tuntutan pada kondisi di jamannya.
Karya-karya tulisannya telah dipublikasikan dalam bentuk buku, kamus, dan kumpulan surat-surat. Hampir setiap karyanya dikaji oleh berbagai kalangan. Karyanya merupakan warisan intelektual yang berharga bagi masyarakat Melayu khususnya dan dunia pada umumnya.
Sebagai penyair yang menciptakan Gurindam Dua Belas yang banyak dikaji dan diajarkan di sekolah dan perguruan tinggi, karyanya itulah yang menjadi inspirasi pemerintah daerah setempat semboyan kota Gurindam Negeri Pantun kepada ibukota Provinsi Kepulauan Riau, yaitu kota Tanjungpinang. Pembacaan Syair Gurindam Dua Belas menjadi suatu seni yang popular di sana. Suatu syair Melayu yang diciptakan Raja Ali Haji pada tahun 1847 Masehi. Sebelum Raja Ali Haji menciptakannya, 'gurindam' adalah bukanlah bentuk puisi yang dikenal luas dalam tradisi Melayu. Kata gurindam dikenal sebagai suatu bentuk kemahiran tuturan bersajak, sebagaimana tersirat dalam sejumlah sastra lisan Melayu.
ADVERTISEMENT
Bustan al-Katibin dan Kitab Pengetahuan Bahasa adalah kitab tata bahasa dan kamus Melayu yang paling awal yang ditulis oleh Raja Ali Haji. Kitab pelajaran tata bahasa Melayu yang merujuk pada kaidah tata bahasa Arab. Alasan Raja Ali Haji merujuk pada kaidah bahasa Arab pada masa itu sangat berwibawa dan identik dengan Islam. Apa yang dilakukan oleh beliau merupakan gagasan upaya terawal dalam sejarah penyusunan tata bahasa Melayu.
Melalui karya-karyanya, para pakar berpendapat bahwa beliau memiliki latar belakang intelektual yang luar biasa dalam membina dan mengembangkan bahasa Melayu. Hal itu didukung pula oleh lingkungan hidup Raja Ali Haji yang berada di pusat istana kerajaan dan juga menjadi tempat para pujangga Melayu lainnya berbagi akan pemikirannya.
ADVERTISEMENT
Tak heran jika karya Raja Ali Haji menjadikan Riau (daratan dan kepulauan) benar-benar menjadi suatu pusat persuratan dan keilmuan Melayu Islam pada abad ke 19. Jelas amat menonjol sekali jika dibandingkan dengan pusat-pusat yang lain di seluruh Kepulauan Melayu. Raja Ali Haji wafat pada tahun 1873 dan dimakamkan di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau. Peninggalan karyanya dan pemikiran yang terkandung di dalamnya akan senantiasa hidup dan menjadi 'dasar pondasi' pembinaan bahasa Indonesia yang berakar dari bahasa Melayu.
Sumber: Hashim bin Musa. 2005. Bustan al-Katibin Karangan Raja Ali Haji. Yayasan Karyawan: Kuala Lumpur