Mengenang 'Tragedi Bintaro' Melalui Film

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
19 Oktober 2017 14:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tragedi 19 Oktober 1987, yang merupakan kecelakaan transportasi yang tecatat paling buruk sepanjang sejarah tersebut selain menyisakan duka mendalam yang akan dingat seumur hidup oleh korbannya, juga telah menginspirasi para musisi macam Iwan Fals yang mengeluarkan lagu 1910 dan juga biet G Ade yang menulis lagu Masih Ada Waktu sebagai cara untuk mengenang peristiwa kelam tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam sisi perfilman peristiwa tragis ini juga diangkat ke layar lebar dengan judul “Tragedi Bintaro” dirilis pada 1989.
Film garapan Bruce Malawau ini mengangkat dari kisah nyata salah satu korban selamat bernama Juned. Dibintangi oleh Ferry Octora sebagai Juned, Roldiah Matulessy dan Lia Chaidir, film ini di produseri oleh Bucuk Suharto.
Film ini mengambil cerita bagaimana kisah hidup Juned yang berasal dari pinggiran Jakarta dengan kemiskinan, ia kesehariannya berjualan koran, sedangkan ibu dan bapaknya malah ingin berpisah.
foto : Wikipedia
Nenek Minah yang merupakan nenek Juned hendak membawa cucu-cucunya pergi ke kampung halaman dan hidup disana, daripada di Jakarta dengan kemiskinan. Juned beserta nenek dan kakaknya adalah penumpang kereta api naas yang terjadi di Bintaro. Nenek dan kakanya dinyatakan meninggal, sedangkan Juned harus rela kehilangan kakinya, karena terjepit dudukan kereta.
ADVERTISEMENT
Film ini meski merupakan film jadul adalah salah satu film drama yang benar-benar bisa menguras emosi dan haru penikmatnya, lebih dari itu film ini juga dapat membuat penontonnya seolah merasakan duka yang sama dengan Juned, sebuah media pengingat paling efektif. Film Tragedi Bintaro ini bahkan berhasil meraih 11 nominasi dalam Festival Film Indonesia pada 1989.