Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Menilik Asal-usul Eksorsisme, Ritual Mengusir Roh Jahat
20 Mei 2021 17:03 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Konsep kerasukan setan, iblis atau roh jahat dan praktik eksorsisme telah berlangsung sangat lama dan tersebar dimana-mana, dan bahkan mungkin berasal dari berbagai kepercayaan perdukunan prasejarah.
ADVERTISEMENT
Eksorsisme sendiri berasal Bahasa Latin akhir exorcismus, yang berasal dari Bahasa Yunani, exorkizein yang berarti pengusiran setan. Eksorsisme sendiri merupakan sebuah praktik yang dipercaya ampuh untuk mengusir setan atau makhluk halus (roh) jahat lainnya dari seseorang atau suatu tempat yang dipercaya sedang kerasukan oleh setan atau roh jahat.
Praktik eksorsisme dapat dibilang telah berumur sangat tua dan telah menjadi bagian dari sistem kepercayaan (agama) di berbagai negara sejak lama.
Orang yang melakukan praktik eksorsisme, dikenal dengan sebutan eksorsis, lazimnya merupakan seorang rohaniwan atau seseorang yang dipercaya memiliki kekuatan atau kemampuan khusus. Praktik eksorsis bisa menggunakan doa-doa dan hal-hal religius lainnya, seperti mantra, gerak-gerik, simbol, gambar/patung orang suci, jimat, dan yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Sang eksorsis sering kali memohon bantuan Tuhan dan/atau beberapa malaikat dan malaikat agung lainnya untuk membantu praktik mereka ketika proses pengusiran setan atau roh jahat berlangsung.
Setelah Masa Pencerahan, praktik pengusiran setan atau roh jahat ini semakin berkurang nilai pentingnya bagi kebanyakan kelompok religius terutama di masyarakat Eropa Barat. Namun, secara umum, pada abad ke-20, penggunaannya kebanyakan ditemukan di Eropa Timur dan Afrika, dengan beberapa kasus memperoleh peliputan media massa.
Pada 1973, ketika film The Exorcist dirilis dan mendapat sambutan yang luar biasa membuat pemikiran akan praktik eksorsisme langsung menyeruak ke permukaan dan menyebar dengan masif. Setelah dirilisnya film tersebut, tanggapan yang sangat luas datang dari publik Amerika Serikat dan Eropa, dan kepercayaan akan kerasukan setan serta praktik eksorsisme mendapat tempat di tengah-tengah kehidupan masyarakat modern.
ADVERTISEMENT
Kejadian mengerikan seperti yang tergambar dalam film tahun 2005, yang berjudul The Exorcism of Emily Rose tidak sepenuhnya bersifat fiksi. Kisah tersebut benar-benar didasarkan pada pengalaman nyata yang dialami oleh seorang gadis Jerman bernama Anneliese Michel.
Anneliese Michel, seorang gadis cantik lahir di Bavaria, Jerman Barat pada 21 September 1952. Anneliese Michel tumbuh di lingkungan keluarga yang taat beragama. Kehidupan masa kecil Anneliese menyenangkan sebagaimana anak-anak seusianya.
Namun, semua berubah ketika ia tiba-tiba pingsan di sekolahannya. Ia seperti linglung, mengigau hingga dianggap kerasukan roh jahat. Pada saat itu, Anneliese berusia 16 tahun. Setahun kemudian, Anneliese kembali mengalami kejadian serupa. Pada awalnya, Anneliese didiagnosis epilepsi lobus temporal, sebuah kelainan yang membuatnya kejang, kehilangan ingatan serta memicu halusinasi. Ia pun diberikan obat untuk penyakit epilepsinya.
ADVERTISEMENT
Tragisnya, obat tersebut ternyata tidak membuat Anneliese sembuh dari penyakit misterius yang dideritanya. Orang-orang tedekatnya mulai meyakini jika Anneliese dirasuki oleh roh jahat, hal tersebut lantas membuat Anneliese harus menjalani penyembuhan selain medis.
Banyak yang ngatakan bahwa setidaknya ada enam iblis yang menguasai tubuh Anneliese, yakni Lucifer, Kain, Fleischman, Yudas Iskariot, Hitler, dan Nero. Roh-roh jahat ini saling berperang memperebutkan tubuh Anneliese. Selama 10 bulan, Anneliese menghadapi penyiksaan dalam ritual eksorsisme. Hingga tubuhnya mulai tak kuat, ia berhenti makan dan minum. Dalam kondisi tubuh penuh luka, ia mengalami dehidrasi dan akhirnya meninggal akibat kekurangan gizi pada 1 Juli 1976.
Kisah tragis Anneliese ini seketika mengguncang publik Jerman. Terutama setelah orang tua Anneliese dan kedua imam yang melakukan ritual eksorsisme dituduh oleh pengadilan telah melakukan pembunuhan.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, tidak sedikit sebuah gangguan yang semulanya dianggap perlu untuk tindak eksorsisme sering kali akhirnya dapat dijelaskan sebagai penyakit mental dan oleh karenanya ditangai sesuai dengan hal tersebut (medis). Hal ini terjadi terutama karena berkembangnya penelitian di bidang psikologi dan di bidang fungsi dan struktur otak manusia.
Kepercayaan mengenai keabsahan praktik ini tidak lagi menjadi pemikiran yang radikal, dan mulai diterima secara luas hingga saat ini.
***
Referensi:
Live Update