Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Menjelajah Jejak Islam di Klenteng Sam Poo Kong
21 Januari 2017 17:05 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Selama ini kita ketahui beberapa teori mengenai masuknya Islam ke nusantara, seperti teori Gujarat, teori Arab, atau pun teori Persia, namun sebenarnya ada teori Tionghoa yang terlupakan dari sejarah masuknya Islam ke nusantara.
ADVERTISEMENT
Teori Tionghoa adalah suatu teori yang berpendapat bahwa penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan oleh orang-orang Tionghoa muslim. Sejarah munculnya teori Tionghoa itu bermula pada tahun 1928. Ketika itu pemerintah kolonial Hindia Belanda memerintahkan seorang bernama Poortman untuk mencari jawaban mengapa serat kanda dan babad tanah jawi Raden Patah disebut juga dengan nama jimbun (Nugrahanto , 2013:1)
Naskah kuno yang di temukan oleh Poortman di Sam Poo Kong Semarang merupakan penuntun utama para peneliti, mencari tahu kembali mengenai hubungan Islam dengan Tionghoa, Disana ada beberapa bangunan besar yang berdiri tegak, megah, dan sangat cantik. Di tambah lagi adanya patung Cheng ho, yang merupakan Tionghoa muslim dengan ekspedisinya ke berbagai wilayah Asia Tenggara. Bahkan dari patung itu saja bisa di lihat bahwa Islam begitu kental hidup diantara kuil-kuil tempat peribadatan. Yang lebih menarik disana juga ada makan Tionghoa muslim yang dianggap suci. Sam Poo Kong pada awalnya bernama Kelenteng Gedung Batu, pada 1405 tiga utusan yaitu laksamana Cheng Ho, Wang Zin Hong (juru mudi kapal), dan Zang Pau (tangan kanan laksamana Cheng Ho) mereka diutus oleh kaisar Cina Ming Zhen Zu untuk melakukan hubungan diplomasi dengan negara Asia, Afrika, dan Arab. Selain itu mereka juga berdagang kramik, porselin, dan membawa patung-patung pemujaan .
Sumber Gambar : Potongan Nostalgia
ADVERTISEMENT