Konten dari Pengguna

Misa Melayu, Sastra Sejarah Bernilai dari Negeri Perak

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
19 November 2020 14:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Istana Perak. Sumber: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Istana Perak. Sumber: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Misa Melayu merupakan salah satu hasil sastra sejarah berjenis hikayat yang menceritakan silsilah raja-raja Perak, Semenanjung Malaysia. Dimulai dari al-marhum Jalilullah sampai kepada Sultan Mahmud Syah yang mangkat pada tahun 1778. Kemudian digantikan oleh Sultan Alauddin Syah.
ADVERTISEMENT
Tentang kata misa, berbagai keterangan dari ilmuwan telah diberikan. Awalnya misa dianggap sama dengan misal. Lalu, diterangkan pula bahwa misa mungkin berasal dari sebuah hikayat Melayu yang sangat populer di negeri Perak. Hikayat demikian populer di sana, orang-orang Melayu seolah-olah menimbangi hikayat yang berasal dari Jawa (yang disebut babad).
Misa juga dapat diartikan kerbau, yaitu gelar yang banyak dipakai di Jawa. Menurut Buyung Adil, makna kerbau di sini memiliki arti simbolis yaitu menunjukkan kegagahan dan keberanian. Oleh Karena itu, Misa Melayu mempunyai pengertian pahlawan Melayu.
Sumber: Wikimedia Commons
Sebagian besar hikayat ini berkenaan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada zaman Sultan Iskandar Syah yang memerintah antara tahun 1756 hingga 1770 Masehi. Peristiwa yang berlaku terutama di dalam istana, misalnya adat raja menuba ikan dan bermain-main di sungai, adat berjaga-jaga, adat bertindik telinga, adat pertabalan, adat melenggang perut dan lain sebagainya. Karena itu Misa Melayu penting sekali untuk pengkajian adat raja-raja Melayu.
ADVERTISEMENT
Hikayat ini pula menceritakan suatu gambaran tentang kehidupan pada abad ke 18 di negeri Perak. Negeri itu adalah negeri yang kaya raya dan rakyatnya terdiri dari berbagai bangsa. Ada bangsa Jawa, Minangkabau, Arab, India, dan Cina. Mereka hidup dengan rukun dan damai. Bila ada hari perayaan, masing-masing menunjukkan keseniannya.
Sumber: sultan.perak.gov.my
Misa Melayu ini dikarang oleh Raja Culan yang masih ada hubungan darah dengan raja. Ayahnya adalah Raja Hamid, bersaudara dengan Sultan Muhammad Syah, ayahanda Sultan Iskandar Syah. Ia pernah diberi gelar Raja Kecil Besar saat dalam pemerintahan Sultan Muzaffar Syah untuk Sultan Iskandar Muda. Raja Culan juga giat dalam upacara perkawinan Sultan Iskandar Muda dengan putri Sultan Muzaffar Syah yang bernama Raja Budak Rasul.
ADVERTISEMENT
Sewaktu Sultan Iskandar bertamasya ke laut, Raja Culan juga turut serta dan mengarang syair untuk meriwayatkan peristiwa itu. Inilah sebabnya gambaran tentang adat raja-raja Melayu dalam Misa Melayu itu hidup dan menarik.
Sumber: Liaw Yock Fang (ed. Riris K. Toha Sarumpaet). 2016. Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.