Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Mundurnya Kekuasaan Islam dari Wilayah Spanyol
3 Juni 2018 18:57 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kekuasaan Islam di Spanyol telah memberikan pengaruh yang tidak ternilai bagi perkembangan peradaban di wilayah Eropa saat ini. Namun, kekuatan yang begitu besar itu harus berakhir karena berbagai hal yang tidak terduga sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Faktor pertama dan yang paling utama adalah munculnya khalifah atau pemimpin yang tidak memiliki kekuatan dalam mempertahankan kekuasaan pemerintahan Islam Spanyol.
Masa kejayaan Islam di Spanyol dimulai pada masa Muhammad Ibn Abd Ar-Rahman, yang kemudian dilanjutkan oleh putranya, Al-Hakam. Pada masa keduanya, keadaan politik dan ekonomi Islam Spanyol mengalami kemajuan yang sangat besar dan stabil.
Keadaan pemerintahan yang stabil itu tidak dapat bertahan setelah Hakam II wafat. Penguasa selanjutnya, yaitu Hisyam II yang masih berusia 11 tahun, dianggap sebagai pemicu mundurnya peradaban Islam di Spanyol.
Di usianya yang masih sangat mudah itu, ia harus mengemban tugas yang sangat besar. Ia dianggap tidak mampu menjalankan pemerintahan dengan baik, sehingga segala urusan kenegaraan dilakukan oleh ibunya dengan dibantu Muhammad Ibn Abi Umar, yang terkenal sangat ambisius dan haus kekuasaan.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, khalifah hanya dijadikan sebagai boneka yang digerakkan untuk memenuhi hasrat kekuasaan para penerus Abi Umar.
Faktor lain yang menyebabkan Islam mundur dari wilayah Spanyol adalah kebijakan penguasa yang tidak menjalankan islamisasi secara menyeluruh. Penduduk Spanyol ketika itu dibebaskan memeluk agamnya, dan dibiarkan mempertahankan tradisi mereka.
Para penguasa Islam hanya mewajibkan warga untuk membayar pajak, tanpa sedikitpun memberikan tekanan. Kebijakan pemerintah itu ternyata menjadi bumerang.
Rakyat Spanyol mulai melakukan pemberontakan. Akhirnya muncul perselisihan antara pemerintah Islam dengan orang-orang Kristen di sana, sehingga kekuasaan Islam dapat dijatuhkan.
Faktor yang tidak kalah penting adalah terjadinya perpecahan di antara umat Islam. Hal tersebut terlihat dari munculnya dinasti-dinasti kecil, yang membuat kekuatan Islam terpecah dan menjadi lemah.
ADVERTISEMENT
Masing-masing dinasti menginginkan kekuasaan lebih, sehingga tidak sedikit dari mereka yang meminta bantuan orang-orang Kristen. Satu persatu wilayah kekuasaan Islam jatuh ketangan penguasa-penguasa Kristen, bahkan kota penting seperti Cordoba dan Sevilla berhasil ditaklukkan pada 1236 M dan 1248 M.
Hingga pertengahan abad ke-13, satu-satunya kota yang masih dapat dikuasai umat Islam adalah Granada di bawah pemerintahan Dinasti Ahmar. Granada masih dikuasai penguasa Islam, tetapi mereka harus membayar pajak kepada penguasa Kristen.
Kekuatan Islam semakin tertekan dengan kebijakan-kebijakan yang diberikan penguasa Kristen terhadap mereka, ditambah munculnya konflik internal di antara Dinasti Ahmar yang berakibat pada munculnya perang saudara.
Akhirnya pada 1492, satu-satunya wilayah Islam di Spanyol berhasil jatuh ke tangan pasukan Kristen. Orang-orang Islam di Spanyol pun dilarang menggunakan atribut apapun yang berhubungan dengan kebudayaan Arab dan Islam di seluruh wilayah Spanyol.
ADVERTISEMENT
Sumber: Supriyadi, Dedi. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.