Konten dari Pengguna

Museum Timah Indonesia di Muntok, Saksi Kejayaan Tambang Timah di Masa Kolonial

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
5 Januari 2021 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Pada 1819, Kolonial Belanda membentuk perusahaan pengelolaan timah, Banka Tin Winning Bedrijf (BTW), cikal bakal PT Timah Tbk saat ini. Merek dagang timah produksi BTW dinamai Banka. Perusahaan milik Kolonial Belanda itu melakukan produksi massal timah untuk dijual ke seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Hampir 1 abad kemudian, tepatnya pada 1912, BTW mulai membangun kantor pusat mereka yang terletak di kawasan baru yang dirancang oleh Kolonial Belanda sebagai pusat pemerintahannya di Bangka. Bangunan kantor pusat BTW itu terdiri dari dua unit bangunan, yaitu bangunan utama tiga lantai seluas 500 meter persegi sebagai kantor administrasi, gudang penyimpanan timah, serta tempat peleburan timah.
Arsitektur bangunan kantor pusat BTW yang difungsikan pada 1915 itu mengadopsi gaya Art Deco yang sedang berkembang di Eropa pada masa itu. Seiring berakhirnya masa Kolonial Belanda pada 17 Agustus 1945, bangunan ini sempat dijadikan kantor pusat PT Timah Tbk ketika masih bernama PN Tambang Timah Bangka.
Sumber: Wikimedia Commons
Namun, pada 2012 mulai dilakukan upaya konservasi oleh PT Timah Tbk setelah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Setahun kemudian, tepatnya 7 November 2013 bangunan bersejarah bercat putih ini pun mulai dibuka untuk umum sebagai Museum Timah Indonesia (MTI) Muntok. Museum Timah memiliki 176 koleksi dalam bentuk alat tambang timah berusia lebih dari satu abad, balok-balok timah, alat cetak timah, miniatur kapal keruk pasir timah, serta replika prasasti Kota Kapur.
ADVERTISEMENT
Museum timah pertama di Asia ini menyediakan sembilan galeri di lantai satu museum. Galeri pertama dan kedua ialah lintas sejarah dan sosial budaya Muntok. Di dua galeri ini pengunjung bisa mendapatkan informasi tentang Kota Muntok mulai dari era kerajaan, saat dikuasai Belanda hingga menjadi bagian dari Indonesia. Selain itu ada juga replika mesin tenun untuk membuat kain khas Muntok.
Galeri lainnya adalah ruang Geologi dan Eksplorasi serta Galeri Tambang Darat dan Tambang Laut. Di ruang khusus ini dipamerkan peta pertambangan timah di dunia dan Indonesia, alat untuk mengukur kandungan timah, alat pemetaan wilayah, jenis-jenis timah mentah, dan alat eksploitasi timah.
Sumber: timah.ubb.ac.id
Masih ada lagi Galeri Peleburan Timah mengenai sejarah peleburan logam dari masa ke masa. Disebutkan pula pada galeri itu tentang peleburan timah pertama di dunia yang terjadi di Turki pada 1.500 SM, ketika seseorang mencampurkan tembaga dan timah menjadi perunggu. Ruangan ini menjabarkan dengan detail dan gamblang proses peleburan bijih timah PT Timah Tbk dan beberapa sampel timah olahan siap jual.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Galeri Sarana Prasarana memamerkan foto-foto lama Kota Muntok tempo dulu termasuk peta Kota Tua Muntok. Terdapat Galeri Bung Karno menampilkan foto ketika Presiden RI Pertama itu dan kawan-kawan diasingkan ke Muntok. Termasuk miniatur Wisma Ranggam dan Wisma Menumbing, gedung tempat tokoh-tokoh tadi diasingkan di Muntok, berjarak sekitar 10 menit berkendara dari museum.
sumber: indonesia.go.id