Konten dari Pengguna

Nasionalisme Tersembunyi di Balik Permainan Tradisional Bebentengan

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
18 Februari 2017 21:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Anak-anak yang akan ikut bermain berkumpul di lapangan atau tanah kosong yang cukup luas, kira-kira seluas lapangan bulu tangkis. Kemudian anak-anak yang akan ikut bermain dibagi menjadi dua kelompok yang sama rata. Setiap personil pada kedua kubu harus menyentuh benteng yang dijaga oleh kubu lawan. Awal mula permainan ini dimulai dengan majunya atau menyerangnya dari salah satu personil tiap kubu salah satu benteng untuk menantang musuh permainannya. Personil dari lawan mainnya kemudian balik menyerang dan mengejar musuhnya. Dari sana para pemain yang maju saling mengejar dan menghindar satu sama lainnya.
ADVERTISEMENT
Di era modern seperti sekarang ini, jika berbicara mengenai permainan tradsional tersebut agaknya akan sedikit anak-anak yang menjawab dan tau tentang permainan
Meski mulai tergerus oleh berbagai permainan digital yang semakin canggih, permainan tradisional zaman dulu nyatanya mempunyai nilai dan filosofi yang tinggi.
Bebentengan merupakan salah satu permainan tradisional yang sangat diminati oleh anak-anak untuk mengisi waktu libur atau hanya sekadar menghilangkan rasa penat. Bebentengan, di beberapa daerah sering kali dikenal sebagairerebonan di daerah Jawa Barat, sedangkan di daerah lain juga dikenal dengan nama prisprisan, omer, jek-jekan. Bebentengan sendiri berasal dari kata benteng atau pertahanan.
Permainan bebentengan ini sudah ada sejak masa penjajahan Belanda, oleh karena itu pula lahirnya bebentengan merupakan simbol ‘Pertahanan’ orang-orang Indonesia terhadap para penjajah. Pertahanan Indonesia terhadap Belanda menggunakan benteng yang akhirnya benteng tersebut dianalogikan terhadap kehidupan anak-anak lalu lahirlah istilah bebentengan untuk sebutan permainan tradisional ini.
ADVERTISEMENT
Meski dalam hal ini bebentengan hanya merupakan permainan tradisional yang dimainkan anak-anak pada zaman dulu, permainan ini secara tidak langsung juga mencerminkan sebuah nilai nasionalisme tersembunyi kepada anak-anak, dalam permainan ini selain harus mempertahankan benteng, mereka juga harus melawan musuh yang mencoba masuk dan menguasi daerah mereka, sama halnya seperti nilai-nilai nasionalisme untuk melawan para penjajah yang ingin masuk dan menguasai Indonesia.
Referensi : sorgemagz.com/permainan-tradisional-warisan-sejarah-yang-hampir-punah
foto : maribelajar.web.id