Novel Mark Twain, Mengubah Kesusastraan Fiksi Amerika

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
11 Agustus 2018 17:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Novel Mark Twain (Foto: Wikimedia commons)
zoom-in-whitePerbesar
Novel Mark Twain (Foto: Wikimedia commons)
ADVERTISEMENT
“Semua kesusatraan Amerika modern berasal dari satu buku karya Huck Finn, berjudul 'Huckleberry Finn',” itulah ungkapan yang pernah ditulis oleh novelis besar Amerika, Ernest Hemingway. Mungkin terdengar agak berlebihan, tetapi memang benar bahwa novel Huck Finn itu memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perembangan fiksi Amerika.
ADVERTISEMENT
Dengan latar kejadian sekitar tahun 1840-an, The Adventures of Huckleberry Finn, menceritakan penindasan yang dirasakan oleh seorang remaja bernama Huck Finn. Karakter remaja itu sempat diperkenalkan oleh Huck Finn dalam novelnya terdahulu, The Adventures of Tom Sawyer (1876).
Setelah lari dari ayahnya yang kejam, Huck Finn bertemu dengan Jim, seorang budak yang juga melarikan diri dari majikannya. Dengan menggunakan rakit, mereka berdua mencoba menyusuri Sungai Mississippi untuk menyelamatkan diri.
Dalam perjalanan panjangnya di atas sungai itu, mereka sesekali berhenti di kota-kota yang berada di sepanjang tepi sungai. Mereka berjumpa dengan banyak kelompok masyarakat dari beragam latar belakang sosial, seperti pencuri, aktor, penipu, bahkan para bangsawan.
Melalui berbagai perjumpaan tersebut, Huck Finn mempelajari banyak hal yang sebelumnya belum pernah ia rasakan, terutama aktivitas masyarakat kelas menengah di Amerika sebelum Perang Saudara.
ADVERTISEMENT
Persahabatannya dengan Jim membuat pergolakan nurani di dalam diri Huck Finn. Di satu sisi, Twain mengetahui bahwa menolong seorang budak yang melarikan diri adalah tindakan melanggar hukum, bahkan sempat terpikir olehnya untuk menyerhakan Jim, tetapi di sisi lain ia belajar banyak hal tentang nilai dari nyawa seorang manusia. Huck Finn lalu memutuskan untuk terus mengembara mencari kebenaran-kebanaran dan arti dari kehidupan yang dijalaninya itu.
Sumber: Raftery, Miriam. 2008. 100 Buku yang Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tanggerang: Karisma
Foto: commons.wikimedia.org
Novel Mark Twain, Mengubah Kesusastraan Fiksi Amerika (1)
zoom-in-whitePerbesar
Kisah petualangan Huck Finn diceritakan dengan menggunakan bahasa sehari-hari, yang terkadang mengandung humor kurang sopan tetapi mengandung pesan yang amat mendalam bagi para pembacanya. Walaupun sudah banyak dikritik, dan dilarang beredar, karena bahasanya yang cukup banyak memiliki unsur rasial, novel itu menegaskan komitmen Mark Twain mendukung kebebasan, terutama terhadap perbudakan yang banyak dipraktekan di sepanjang Sungai Mississippi selama masa kanak-kanak sang penulis.
ADVERTISEMENT
Mark Twain dilahirkan pada 1835 di Florida, Missouri, dengan nama Samuel Langhorne Clemens. Saat berusia 23 tahun, ia menjadi nahkoda perahu di Sungai Mississippi. Selama Perang Saudara, Mark Twain banyak mengunjungi daerah pertambangan di wilayah Barat, Nevada dan California. Ketenarannya sebagai seorang penulis dimulai saat ia menulis sebuah cerita jenaka di banyak surat kabar, berjudul “The Celebrated Jumping Frog of Calaveras Country”.
Ketika Mark Twain menerbitkan novel The Adventure of Huckleberry Finn, banyak kritikus yang memuji karyanya itu, walau ada pula yang mencela karyanya. Namun bagaimanapun juga, novelnya itu banyak digemari oleh masyarakat karena kisahnya yang sangat menarik.
Penggunaan bahasa sehari-hari, humor yang terkesan bebas dan kasar, serta penggambaran keadaan Amerika, membuat Mark Twain berhasil memunculkan sebuah gaya kesusastraan baru yang khas bagi sastra Amerika. Ia telah banyak mempengaruhi para penulis dari berbagai aliran, seperti Ernest Hemingway dan William Faulkner.
ADVERTISEMENT