Nyorog, Tradisi Masyarakat Betawi Sambut Bulan Ramadan

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
8 April 2020 11:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Nyorog dengan memberikan bahan makanan mentah. Dok: Youtube/Kilak Kiluk Production
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Nyorog dengan memberikan bahan makanan mentah. Dok: Youtube/Kilak Kiluk Production
ADVERTISEMENT
Kurang dari satu bulan lagi kita akan menyambut Bulan Suci Ramadan. Tahukah kamu kalau masyarakat di Indonesia memiliki banyak tradisi ketika menyambut bulan Ramadan? Berikut beberapa daerah dan nama tradisinya antara lain: masyarakat Jogjakarta dengan dugderan, masyarakat Klaten dengan Padusan, masyarakat Nangro Aceh Darussalam (NAD) dengan Meugang, masyarakat Sumatra Barat dengan Balimau, msayarakat Riau dengan Jalur Pacu, masyarakat Sunda dengan Mungguhan dan tak terkecuali masyarakat Betawi dengan Nyorong.
Jajanan Pasar. Dok: Wikimedia
Di Betawi, tradisi Nyorog berarti membagi-bagikan bingkisan makanan. Nyorog lazimnya dilakukan dari keluarga yang paling muda dengan mendatangi keluarganya yang lebih tua atau tokoh yang dituakan. Hal ini sudah menjadi kebiasaan turun temurun yang dilakukan untuk menyambut bulan Ramadan. Tidak hanya berhenti sampai membagikan bingkisan, kemudian anggota keluarga dari yang paling muda sampai yang paling tua juga saling bertukar makanan dan memakannya bersama-sama.
ADVERTISEMENT
Gabus Puncung. Dok: Youtube/Ragam Indonesia
Jenis bingkisan yang dibagikan kepada sanak keluarga seperti kue-kue, atau bahan makanan mentah, yaitu gula, susu, kopi, sirup, beras, ikan bandeng dan daging kerbau. Terkadang bingkisan dari nyorog itu berupa makanan khas Betawi yang dimasukkan ke dalam rantang, misalnya saja sayur gabus pucung.
Sayangnya, Tradisi nyorog belakangan kian langka ditemui karena masyarakat Betawi sudah banyak yang berpindah keluar kota dan makin banyaknya pendatang di Ibu Kota. Hanya sebagian orang asli Betawi yang hingga kini melestarikan tradisi tersebut untuk prosesi adat. Meskipun istilah “nyorog” sudah mulai menghilang, namun kebiasaan mengirim bingkisan sampai sekarang masih dilakukan masyarakat Betawi. Tradisi Nyorog memiliki makna sebagai tanda saling mengingatkan, bahwa bulan suci Ramadhan akan segera datang. Selain itu, tradisi Nyorog juga sebagai pengikat silaturrahmi sesama sanak keluarga.
ADVERTISEMENT
Kalau di daerah kalian, apa nama tradisi untuk menyambut bulan suci Ramadhan?
Sumber :