Konten dari Pengguna

Onthel: Simbol Modernisasi Tunggangan Para Kompeni

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
3 Agustus 2017 8:44 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sepeda Onthel (Foto: Bluiz Deviantart)
zoom-in-whitePerbesar
Sepeda Onthel (Foto: Bluiz Deviantart)
ADVERTISEMENT
Pada awal kemunculannya Onthel disebut sebagai simbol modernisasi yang dibawa oleh orag-orang Eropa.
ADVERTISEMENT
“Yang klasik memang menarik, menarik karena tertarik, tertarik karena unik”
Generasi Millenial mungkin akan sedikit aneh dengan alat transportasi zaman dulu ini, yaitu Onthel salah satu jenis transportasi roda dua, yang saat ini lebih dikenal dengan sepeda.
Jenis transportasi yang digerakan oleh ayuhan dari kaki (gowes) ini lahir dari bahasa latin “velocipede”, veloc artinya “cepat” dan “pedis” yang artinya “kaki”. Velocipede diartikan sebagai alat transportasi yang mengandalkan kecepatan dari ayuhan kaki. Lalu mengapa dari sepedah disebut Onthel? Inilah yang menjadi bagian menariknya dari Onthel. Orang Sunda, menyebutnya sapedah, sedangkan orang Jawa menyebutnya pit yang diambil dari bahasa Belanda Fiets, lain lagi di Aceh yang menyebutnya keutangen atau ketangin yang diambil dari kata keureta angen atau keureta angin.
ADVERTISEMENT
Pramudya Ananta Toer, dalam salah satu tetraloginya “Semua Anak Bangsa” menyinggung istilah Kereta Angin. Kereta angin ini oleh Pram dideskripsikan sebagai alat yang bisa berlari cepat seperti kuda, akan tetapi tidak membuang kotoran, memberinya rumput, dan kandang seperti kuda. Lalu dari mana dan sejak kapan istilah Onthel dipopulerkan? Hal menarik inilah yang sudah saya ungkapkan diatas, menarik untuk diteliti dan dikaji secara mendalam lagi.
Onthel ketika awal diciptakan dengan Onthel yang kita kenal sekarang, sangat berbeda, karena ketika awal diciptakan Onthel tidak serta merta bentuknya percis seperti Onthel yang kita ketahui saat ini, ketika kepongpong berevolusi menjadi kupu-kupu, pun sama halnya dengan Onthel.
Mari kita simak baik-baik bentuk Onthel yang saat ini kita ketahui. Dilihat dari bentuknya, memang Onthel ini nampak biasa-biasa saja, namun perlu diketahui, sebelum ditemukannya sepeda motor yang alat penggeraknya menggunakan mesin, Onthel memiliki nilai yang sangat tinggi. Bagaimana tidak? Pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda, seseorang yang mengendarai Onthel menempati kedudukan sosial yang tinggi di masyarakat, karena pada waktu itu, orang-orang yang mengendarai Onthel adalah Orang-orang Eropa, Bangsawan dan kaum Priyai yang dipandang secara ekonomi sudah mapan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Denys Lombard menyinggung sepeda merupakan medium modernisasi, karena selain kalangan Eropa (Belanda), hanya Bangsawan, kaum Priyai dan kalangan terpandang yang secara ekonomi mapan lah yang berkesempatan mengendarai kereta angin ini (sepedah). Seseorang yang mengendarai Sepedah Onthel, dengan berpakaian ala Barat (Eropa) mencerminkan “kemajuan”.
Maju dalam hal ini yang dimaksud adalah proses mederenisasi. Moderenisasi seperti yang telah kita ketahui, dipicu oleh pesatnya perkembangan teknologi. Onthel sebagai salah satu teknologi transportasi, jelas merupakan bagian dari proses modernisasi. Secara implisit, Onthel pada masanya telah berpengaruh terhadap stratifikasi sosial seseorang.
Kemudian, tahun 1960-1970an Onthel mengalami kemorosotan, hal tersebut dikarenakan adanya sepedah-motor yang menggunakan mesin sebagai tenaga penggeraknya. Hal tersebut membuat pergeseran nilai dari Onthel, yang pada awalnya mempunyai nilai yang sangat tinggi kemudian tergantikan peran serta fungsinya oleh sepeda-motor. Begitulah setiap gulirnya perubahan zaman, datang dan pergi silih berganti, yang lama akan tergantikan oleh yang baru, seperti halnya Onthel yang tergantikan oleh sepeda-motor.
ADVERTISEMENT
Walaupun demikian, saat ini tidak sedikit dari pecinta Onthel yang ada di Seluruh Indonesia, yang masih tetap menggunakan Onthel, dan kebanyakan para pengguna Onthel saat ini lebih kepada hobi, dengan dihimpun oleh sebuah komunitas yang bernama Komunitas Sepeda Tua Indonesia (KOSTI). Sedang diluar Kosti juga masih banyak komunitas, kolektor, maupun yang lainnya yang masih menyimpan dan menggunakan Onthelnya, baik sebagai benda sejarah yang hanya dipajang dirumahan, ataupun yang dimuseumkan, dan ada juga yang masih digunakan untuk pawai dalam acara tertentu serta hanya untuk jalan-jalan santai keliling kota/kampung. Karena Onthel sudah ada sejak masa Pemerintahan Kolonial Belanda hingga saat ini, sehingga oleh masyarakat umum sekarang disebut kuno, karena sudah jadul dan lama.
ADVERTISEMENT
Hal itulah yang kemudian membuat unik dari sisi Onthel. Unik karena keberadaannya yang dianggap sudah ketinggalan zaman, usang, yang justru memiliki nilai yang lebih dari para pecinta Onthel, sehingga tidak heran harga Onthel sekarang sangat tinggi harganya. Onthel itu unik, unik karena kelangkaannya di zaman sekarang. Unik karena mampu bertahan selama puluhan tahun. Unik karena penamaannya ditiap daerah berbeda-berbeda.
Onthel: Simbol Modernisasi Tunggangan Para Kompeni (1)
zoom-in-whitePerbesar