Konten dari Pengguna

Paduan Gaya Kolonial dan Tradisional Masa Hindia Belanda di Bangunan Sungai Pua

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
8 Maret 2021 19:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Sungai Pua adalah suatu nagari sekaligus sebuah kecamatan di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Kecamatan Sungai Pua memiliki lokasi yang cukup strategis dengan udara yang sejuk di daerah ketinggian, yang sangat cocok untuk mendirikan tempat pemukiman dengan hamparan pemandangan pegunungan yang indah.
ADVERTISEMENT
Sungai Pua yang terkenal sebagai daerah penempa besi. Daerah ini memiliki keunikan tersendiri yaitu di sana masih mudah ditemukan arsitektur kolonial Belanda. Bangunan berupa hunian tersebut memiliki keunikan yaitu terdapatnya angka tahun pada depan rumah yang menunjukkan tahun pendirian dan ada juga yang mencantumkan tahun rehab rumah. Rata-rata pembangunan rumah dengan arsitektur kolonial dari rentang tahun 1920-1935 menurut pendataan Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat.
Sumber: Wikimedia Commons
Menurut sejarah, kolonial Belanda berandil besar dalam pembentukan struktur pemerintahannya di Sungai Pua. Pembentukan jabatan yang disebut Tuanku Lareh oleh Belanda menjadi hal yang begitu dipuja oleh Belanda. Seorang Tuanku Lareh harus bekerja sama dengan Belanda dan bersikap loyal. Seorang Tuanku Lareh dipilih dari kalangan penghulu di nagari. Inilah yang menjadikan Sungai Pua dapat dianggap memiliki ikatan erat dengan Belanda pada masanya.
ADVERTISEMENT
Sumber: Wikimedia Commons
Kekuasaan Tuanku Lareh diperkirakan mulai berjalan pada tahun 1870-an. Banyaknya bangunan arsitektur Belanda berpadu dengan gaya Minangkabau yang dibangun oleh penduduk lokal membuktikan adanya masyarakat yang belajar terhadap ilmu pembangunan dari Belanda.
Interaksi orang berpengaruh di Sungai Pua dengan Belanda menjadi salah satu faktor banyaknya bangunan yang terpengaruh dengan gaya arsitektur Belanda. Terlebih akses transportasi kereta api pada masa itu untuk mengangkut bahan baku semen dari kota Padang juga melalui daerah Sungai Pua.
Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id