Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pangeran Shotoku, Tokoh Sejarah Jepang yang Menghubungkan Budaya Cina dan Jepang
26 Maret 2021 22:00 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pangeran Shotoku (574-622 M) memerintah sebagai wali Jepang dari tahun 594 hingga 622 M dan merupakan salah satu tokoh paling terkenal dalam seluruh sejarah Jepang. Sang pangeran adalah pendukung utama kebudayaan Tiongkok dan Buddha yang menyebar di Jepang baik selama masa pemerintahannya. Oleh karena itu, ia mendorong hubungan yang lebih dekat dengan Tiongkok.
ADVERTISEMENT
Jepang termasuk salah satu negara Sinosphere yaitu negara dengan pengaruh budaya Cina yang kuat selain Korea dan Vietnam. Pangeran Shotoku memperkenalkan prinsip-prinsip pemerintahan ala Tiongkok, membuat konstitusi, dan membangun banyak kuil Budha di seluruh Jepang yang mencakup situs-situs terkenal seperti Shitennoji dan Horyuji.
Pangeran Shotoku juga dikenal sebagai Umayado no Miko dan secara anumerta sebagai Shotoku Taisha yang berarti 'Pangeran Kebajikan Tertinggi'. Ia lahir pada tahun 574 M, putra kedua Kaisar Yomei yang berkuasa dari 585-587 M dan cucu Kaisar Kimmei.
Pangeran juga memiliki ikatan dengan klan Soga yang mendominasi politik Jepang saat itu. Memang, pemimpin klan Soga no Umako yang merencanakan pembunuhan Kaisar Sushun dan menempatkan keponakannya sendiri Suiko, janda dari Kaisar Bidatsu di atas takhta. Namun, Umako kemudian memilih Shotoku untuk memerintah sebagai wali negara atas nama bibinya.
ADVERTISEMENT
Alasan mengapa Umako memilih Shotoku muda untuk memerintah pada tahun 594 M tidak diketahui. Sejarawan menduga bahwa Umako mengenali bakatnya dan dengan dukungannya pada agama Buddha dan cara-cara budaya Tiongkok, Shotoku akan menjadi sekutu yang sangat berguna untuk kepentingan klan Soga.
Agama Budha dengan cepat berkembang karena kontribusi Shotoku dalam menyebarkan agama Buddha di Jepang dan juga atas reputasinya sebagai penjaga pemerintahan yang baik. Dia dianggap oleh banyak orang Jepang sebagai sosok orang suci.
Selama periode Kamakura (1185-1333 M) banyak potret dirinya sebagai seorang anak dan orang dewasa dalam lukisan dan patung. Pangeran Shotoku hingga hari ini terus dihormati sebagai salah satu bapak pendiri peradaban Jepang dan salah satu penguasa terbesar dan paling bijaksana.
ADVERTISEMENT
Sumber: ancient.eu