Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Pasukan ‘Topi Bundar’ dan 'Pasukan Kavelari'
5 Februari 2017 18:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perang Saudara Inggris (1642-1649) merupakan pertarungan antara ‘Kevelari’ yang mendukung Raja Charles I dengan ‘Topi Bundar’ yang mendukung parlemen.
ADVERTISEMENT
Pertarungan ini memperebutkan seberapa besar kekuasaan yang harus dimiliki raja. Charles yang pada waktu itu sebagai raja menginginkan kebebasan dalam menentukan pajak dan aliran kepercayaannya sendiri, oleh karenanya paerlemen menuntut agar aspirasinya didengar. Sedangkan di sisi lain para anggota kerajaan adalah mereka yang menginginkan agar Gereja Inggris menjadi lebih Katolik, namun hal tersebut berlawanan dengan kaum Puritan.
Kaum Puritan adalah mereka para pemeluk Protestan yang ekstrem. Mereka berkeyakinan bahwa antara masyarakat dengan gereja-gereja harus dipisahkan dari kehidupan ‘mewah’ yang mereka lihat di Gereja Katolik dan kau aristrokat Perancis. Kavelari sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Perancis Chavelier (penunggang kuda), yang dimaksudkan sebagai sebuah bentuk ejekan karena sebagian besar anggota kavelari adalah para tuan tanah yang kaya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan kaum Puritan menjuluki dirinya sebagai pasukan topi bundar dari potongan rambut mereka yang pendek. Banyak dari pasukan topi bundar yang merupakan pedagang serta masyarakat kota. Kaum Puritan ini dipimpin oleh Oliver Cromwell (1599-1658) Perang tersebut akhirnya berbalik melawan keluarga kerajaan, ketika parlemen membantuk tentara-tentara baru yang disiplin. Pada akhirnya Raja Charles I di jatuhi hukuman penggal pada 1649.