Konten dari Pengguna

Pembentukan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
9 Februari 2017 22:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Meskipun para tokoh Perdi yang merupakan organisasi sebelumnya seperti Sjamsuddin Sutan Makmur, Parada Harahap, Sumanang, Adam Malik, M.Tabrani tidak segera melakukan pembaruan demi kepentingan berdiri kembalinya Perdi, pada akhirnya hal tersebut jugalah yang mendorong dibentuk kembali organisasi pers Indonesia, sehingga pada 9 Februari 1946 para wartawan Indonesia berhasil membentuk Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
ADVERTISEMENT
Sebagai bangsa yang baru mengecup kemerdekaan, langkah pertama pembentukan organisasi wartawan nasional diambil beberapa hari setelah pusat pemerintahan Republik Indonesia pindah ke Yogyakata.
Pada 25 Januari 1946, sejumlah wartawan Surakarta dan Yogyakarta berkumpul di Yogyakarta dan berhasil menyusun panitia persiapan dan panitia pelaksana pertemuan besar seluruh Indonesia. Pada 9 Februari, ketika pasukan Inggris dan Belanda sedanng meningkatkan operasi militernya di berbagai wilayah Indonesia, wartawan-wartawan Indonesia mengadakan pertemuan di Gedung Sono Suko (sekarang gedung Monumen Pers) Surakarta dan dengan lantang secara resmi mengatakan bahwa PWI secara resmi telah berdiri.
Pertemuan besar tersebut dihadiri oleh wartawan-wartawan dari sejumlah daerah diluar Jawa, seperti Medan dan Ujung Pandang. Dalam pertemuan besar tersebut Sumanang ditetapkan sebagai ketuanya, dibantu oleh anggota-anggota yang terdiri dari Sjamsuddin Sutan Makmur (pemimpin redaksi Rakjat Jakarta), B.M Diah (pemimpin redaksi Merdeka Jakarta), Sumantoro (Pemimpin redaksi Soeara Rakjat Mojokerto), Djawoto (redaktur Antara Pusat Yogyakarta), Harsono Tjokroamonoto (pemimpin redaksi Al-jihad Yogyakarta) dan juga Soedarjo Tjokrosisworo.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, tujuan utama di bentuknya PWI pada waktu itu adalah peran aktif dalam meyakinkan masyarakat dan tentara bahwa Indonesia harus merdeka seratus persen--dan mempersatukan rakyat dan militer untuk melawan penjajah yang masih ingin menguasai Indonesia.
Sumber gambar : rajaagam.wordpress.com