Konten dari Pengguna

Pembuatan Peta Pulau Jawa Masa Hindia Belanda

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
19 Januari 2018 10:46 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Peta pulau Jawa yang kita kenal sekarang adalah hasil dari penggambaran yang dibuat oleh bangsa Eropa.
ADVERTISEMENT
Pembuatan peta dilakukan berdasarkan survei-survei yang dilakukan oleh orang Eropa atas perintah dari Pemerintah Hindia Belanda di Jawa. Sebuah peta yang dibuat oleh Valentyn, dalam tulisannya tahun 1726 berjudul “Groot Djawa of te Java Major”, merupakan gambaran pulau Jawa seperti yang kita kenal sekarang ini. Pada masa pembuatan peta pertama tersebut, pemerintah Hindia Belanda hanya mengetahui sedikit mengenai gambaran wilayah daratan dibandingkan dengan wilayah laut.
Batasan antar wilayah tidak diketahui dengan pasti, karena sedikitnya informasi dan pengetahuan mengenai topografi di masyarakat. Akan tetapi ketika Gubernur Hindia Belanda di jabat oleh Daendels pada 1808, pemerintah langsung bergerak mencari data mengenai wilayah-wilayah yang diketahui oleh penguasa lokal dari beberapa tempat penting di Pulau Jawa. Pencarian data melalui penguasa lokal ternyata lebih efektif dibandingkan dengan penggambaran yang dilakukan dengan mengandalkan pengetahuan dari orang-orang Eropa itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Pemetaan wilayah di Pulau Jawa banyak yang belum lengkap ketika masa pemerintahan Daendels, sehingga terus dilanjutkan oleh penguasa-penguasa selanjutnya. Servei topografi untuk wilayah Semarang dan beberapa wilayah di Jawa Timur selesai dilengkapi oleh orang-orang Inggris yang datang ke Jawa. Penguasaan wilayah dengan mengetahui topografi dianggap penting oleh pemerintah, karena semakin kenal pemerintah dengan wilayah yang akan dikuasainya maka akan semakin cepat dalam proses penguasaannya tersebut.
Pemerintah kemudian menggunakan peta yang dibuatnya sebagai pengontrol dan pertimbangan kegiatan ekonomi, serta ekspedisi yang mereka lakukan guna mencari kebudayaan dan kegiatan sosial masyarakat setempat. Melalui peta itu pula pemerintah dapat melakukan survei untuk wilayah lain. Pemerintah banyak menemukan wilayah-wilayah yang dianggap memiliki peranan penting untuk daerah di sekitarnya sehingga dijadikan pusat orang-orang Eropa.
ADVERTISEMENT
Pembuatan peta meliputi berbagai wilayah, baik itu wilayah yang dianggap penting oleh penduduk lokal maupun wilayah yang tidak berpenghuni. Wilayah tersebut meliputi pantai, kawasan hunian penduduk lokal, hutan, gunung, bukit, sungai, danau, dan lain sebagainya. Terdapat satu tempat yang dianggap sebagai pusat perhatian pemerintah, yaitu Sungai Solo. Sungai tersebut menjadi sungai yang paling penting di Pulau Jawa, karena sungai tersebut melewati Surakarta, pusat pemerintahan masyarakat lokal di Jawa, dan mengalir ke laut melalui Gresik. Sungai tersebut dapat menghidupi banyak wilayah di Pulau Jawa, dan dapat menajdi pusat perairan dengan membuat dam.
Sumber : Raffles, Stamford Thomas. 2014. The History of Java. Jakarta : PT. Buku Seru.
Foto : m.timesindonesia.co.id
ADVERTISEMENT