Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Penafsiran Mimpi oleh Sigmund Freud Tahun 1900 Melalui Buku The Interpretation of Dreams
29 Agustus 2018 13:08 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sigmund Freud pernah berkata bahwa, “mimpi menyodorkan petunjuk tentang alam bawah sadar manusia”. Hal itu ia ungkapkan ketika menerbitkan sebuah buku berjudul, The Interpretation of Dreams, pada awal abad ke-20.
ADVERTISEMENT
Sigmund Freud menghadirkan sebuah teori baru yang revolusioner mengenai mimpi. Menurutnya, mimpi dapat menunjukkan berbagai keinginan yang ditekan oleh alam sadar kita, bahkan mimpi buruk sekalipun. Bagi Sigmund Freud pikiran manusia selalu dalam keadaan “berperang”, baik antara alam sadar dan alam bawah sadar; masa lalu dan masa sekarang; ataupun dorongan hati dan pengekangan.
Menyoroti alam bawah sadar adalah kunci untuk menyembuhkan penyakit mental yang sering dialami seseorang, demikian yang dipercayai Sigmund Freud. Dalam bukunya, ia menulis bahwa objek yang muncul di dalam mimpi sering kali bermakna simbolis. Ular, misalnya, dapat berarti kenangan buruk yang pernah dialami sang pemilik mimpi ketika ia masih kecil.
Menurut Sigmund Freud, peristiwa yang terjadi di dalam mimpi, pasti sebuah keinginan masa kecil seseorang yang belum pernah terlaksana. Ia pun menulis dalam bukunya mengenai penekanan keinginan yang dianggap tidak tepat oleh alam sadar, seperti keinginan untuk membunuh, dapat memberikan kecemasan, yang akhirnya akan berujung pada penyakit mental. Ia kemudian menetapkan psikoanalisis sebagai metode yang tepat untuk memecahkan trauma atau keinginan menyimpang seseorang
ADVERTISEMENT
Sigmund Freud memiliki ketertarikan pada bidang psikologis, dan ia pun sempat belajar pada Jean Charcot, seorang ahli saraf dari Prancis yang menggunakan metode hipnosis untuk merawat kondisi saraf, misalnya kelumpuhan saraf. Sigmund Freud pun lalu mengalihkan perhatiannya pada psikoterapi.
Ia mulai meninggalkan metode hipnosis, dan lebih memilih untuk membiarkan pasiennya mengungkapkan apa yang dipikirkannya secara spontan. Sigmund Freud ingin melihat bagaimana alam bawah sadar bekerja tanpa ada tekanan dari alam sadarnya. Ia menggabungkan informasi spontan dengan mimpi yang dialami oleh pasiennya.
Penelitian yang dilakukan oleh Sigmund Freud tersebut menghasilkan sebuah buku, The Interpretation of Dreams, yang diterbitkan pada 1899. Buku itu menjadi senjata utama bagi Freud untuk memperkenalkan gagasan-gagasannya. Walaupun banyak orang yang mengkritik gagasannya tersebut, bahkan hingga puluhan tahun setelah kematiannya pada 1939, penemuan Sigmund Freud mengenai alam bawah sadar dan pengalaman masa kanak-kanak, telah banyak membantu perkembangan dunia medis.
ADVERTISEMENT
Sumber : Raftery, Miriam. 2008. 100 Buku yang Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tanggerang : Karisma
Foto : commons.wikimedia.org