Penemuan Inkubator, Penyelamat Anak Ayam hingga Bayi Lahir Prematur

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
27 Juni 2021 19:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Inkubator | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Inkubator | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Pada 1888, setiap bayi yang lahir secara prematur hampir dipastikan hanya memiliki presentase hidup sekitar 32%. Dalam skala besar, setiap rumah sakit di seluruh dunia memerlukan sebuah alat, yang saat ini dikenal sebagai inkubator, untuk meningkatkan presentase hidup bayi yang lahir prematur.
ADVERTISEMENT
Riset mengenai pembuatan inkubator sebetulnya telah dilakukan sejak 1878 oleh Stephane Tarnier, seorang dokter di rumah sakit anak di Paris. Ia mendapat ide untuk membuat alat tersebut ketika berkunjung ke kebun binatang Jardin d’Acclimation.
Di sana ia melihat sebuah alat untuk menetaskan anak ayam, yang didesain oleh penjaga kebun binatang, Odile Martin. Bagi Stephane Tarnier alat tersebut tampaknya dapat digunakan untuk menghangatkan bayi yang lahir prematur dan menjadi solusi bagi permasalahan medis terkait hal itu.
Stephane Tarnier lalu meminta seorang petani untuk mendesain kotak penghangat yang mirip dengan alat di kebun binatang itu. Pada 1883, ia menyajikan desainnya dalam jurnal kedokteran Inggris, The Lancet. Majalah itu menanggapi ide Tarnier secara positif dan mempublikasikannya. Walaupun masih dalam tahap pengembangan, The Lancet menyebut bahwa alat cipataan Tarnier dapat menjadi solusi bagi permasalahan medis di masa depan.
Inkubator bayi. | Wikimedia Commons
Inkubator bayi pertama yang diciptakan memiliki dinding ganda dan bagian atas yang terbuat dari kaca. Inkubator itu dihangatkan menggunakan air hangat atau cara apapun agar temperaturnya dapat bertahan pada suhu 30 derajat celcius. Inkubator tersebut pertama kali digunakan di Paris Maternity Hospital.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, tingkat kematian di antara bayi yang lahir kurang dari 2 kilogram menurun dari 66% menjadi 38%. Sebuah keberhasilan yang mengagumkan bagi dunia medis.
Pada 1896, enam buah inkubator dipamerkan di Berlin. Di sana dilakukan uji coba pada 6 orang bayi prematur yang ditempatkan di dalam alat tersebut. Masyarakat saat itu masih banyak yang tidak percaya dengan keberhasilan alat itu untuk mengurangi angka kematian. Akan tetapi, keenam bayi yang ditempatkan di dalam inkubator bertahan hidup dan alat itu sukses meyakinkan masyarakat dengan sangat baik.
Kelemahan dari inkubator awal itu adalah tidak adanya pengendali temperatur otomatis, sehingga harus terus diawasi oleh perawat agar temperatur di dalam alat itu tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Selain itu juga, inkubator saat itu adalah benda yang sangat mewah, sehingga hanya orang-orang kaya saja yang dapat menggunakan fasilitas tersebut.
Proses inkubasi bayi dalam inkubator. | Wikimedia Commons
Namun, pengembangan inkubator terus dilakukan sehingga dapat digunakan dengan mudah di rumah sakit seluruh dunia. Terutama untuk pengembangan pengaturan suhu yang menjadi permasalahan utama dalam proses pembuatan inkubator tersebut.
ADVERTISEMENT
***
Referensi: