Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Penemuan Mikroskop, Merangsang Pengembangan Penelitian di Eropa Abad ke-19
16 Oktober 2018 11:17 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tidak begitu jelas siapa sebenarnya ilmuwan yang pertama kali menemukan mikroskop. Seperti halnya banyak penemuan lainnya, mikroskop pun terlalu banyak menyimpan informasi keliru mengenai pemlik gagasan sesungguhnya dari penemuan tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah satu alasan mengapa hal itu bisa terjadi adalah karena kebiasaan di zaman itu yang melarang para ilmuwan untuk mengklaim penemuannya secara pribadi. Hasil ciptaan para penemu itu harus diserahkan kepada pihak kerajaan sebagai tanda penghormatan.
Beberapa pihak awalnya sangat yakin bahwa Galileo Galilei lah yang pertama membuat mikroskop. Galileo menemukannya dengan cara membalik alat ciptaannya sendiri, yang sudah lebih dahulu dipublikasikan, yaitu teleskop. Namun informasi itu masih menjadi perdebatan di antara para ahli.
Penghargaan sesungguhnya bagi penemuan mikroskop umumnya akan ditujukan kepada Zacharias Jansen, seorang ilmuwan dari Middleburg, Belanda. Klaim itu cukup dikuatkan dengan fakta bahwa orang-orang Belanda sudah mengenal cara pembesaran sebuah objek menggunakan lensa tunggal, dan lensa ganda. Maka tidak heran jika mikroskop, yang menggunakan lensa majemuk, ditemukan oleh Jansen, yang berkebangsaan Belanda.
ADVERTISEMENT
Mikroskop Jansen pertama kali diciptakan pada 1595, dan bertahan hingga tahun 1600-an. Cornelius Drebbel, rekan Jansen, mengatakan bahwa mikroskop ciptaan Jansen terdiri dari tiga buah tabung, yang jika dibentangkan penuh, panjangnya mencapai 45 cm, dan diameternya sekitar 5 cm.
Mikroskop Jansen itu mempunyai dua buah lensa, dan diafragma di antara tabungnya, sehingga tabung itu mudah untuk masuk ke dalam tabung lain. Walau pun tidak sebaik mikroskop saat ini, mikrokop Jansen itu mempunyai pembesaran tiga kali jika dekat, dan sembilan kali jika dipanjangkan. Alat ciptaan Jansen tersebut memberikan warna baru bagi penelitian di Eropa saat itu.
Perbaikan dari mikroskop selanjutnya dilakukan dengan menerapkan sistem tiga lensa, yang mulai diperkenalkan tidak lama setelah mikrokop Jansen. Pengembangan itu memungkinkan pemakaian sistem dua buah lensa Huygens untuk lensa tempat mata melihat, yang sangat populer digunakan pada masanya. Hanya dalam waktu beberapa tahun, para ilmuwan berlomba-lomba untuk membuat mikroskop yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Perkembangan mikroskop terus dilakukan dari tahun ke tahun, sampai akhirnya lensa majemuk dijadikan sebagai model paling populer untuk dipakai dan dikembangkan dalam komponen mikroskop yang lebih baik. Tahun 1729, Chester Moore Hall menemukan lensa akromatik, yang digunakan pada kacamata. Lensa itu mulai dikembangkan oleh para ilmuwan agar dapat digunakan dalam mikroskop. Pekerjaan itu baru terlaksana sekitar tahun 1900-an, karena berbagai kesulitan untuk menyesuaikannya dengan ukuran lensa mikroskop yang kecil.
Pengembangan selanjutnya dilakukan untuk membuat lensa dengan pembesaran yang lebih tinggi. Para peneliti mulai mencari metode peningkatan kontras, dan pemanfaatan cahaya, yang akan sangat membantu melihat benda pada mikroskop dengan lebih jelas.
Memasuki permulaan abad ke-20, penyangga semacam meja, yang menjadi bagian terpadu pada mikroskop, mulai dibuat. Awalnya benda yang sedang dipelajari akan ditempelkan pada jarum, dan letaknya dapat diatur dengan cara memutar sekrup yang ada di bawah lensa. Kemudian metode itu diganti dengan memakai semacam meja datar. Hal itu dilakukan untuk memudahkan pengamatan pada benda-benda yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Permasalahan cahaya, yang dari awal sangat sulit diselesaikan, sudah dapat diatasi. Caranya adalah dengan menempatkan sumber cahaya di bawah meja agar dapat melewati benda yang sedang diamati. Metode pembuatan kontras kembali dilakukan sekitar tahun 1970-an. Pengembangan kali ini memungkinkan melihat benda dalam ukuran yang sangat kecil dengan sangat jelas, yang dewasa ini dikenal sebagai “Mikroskop Elektron”.
Sumber : Philbin, Tom. 2005. 100 Penciptaan Terbesar Sepanjang Masa. Tanggerang : Karisma
Foto : commons.wikimedia.org