Peradaban Mohenjodaro dan Harappa di Lembah Sungai Indus

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
12 Maret 2018 20:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Peradaban masyarakat lembah sungai Indus dimulai sekitar tahun 3.000 SM. Salah satu peradaban paling kuno ini berada di sepanjang aliran Sungai Indus di wilayah Asia Selatan, tepatnya di kawasan India Barat dan Pakistan. Bukti ditemukannya peradaban kuno di lembah Sungai Indus ini berawal dari eksplorasi yang dilakukan oleh pemerintah Inggris tahun 1870. Penggalian untuk mencari bukti baru keberadaan kehidupan di Sungai Indus terus dilakukan hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Para ahli dari seluruh dunia sepakat bahwa peradaban Harappa di lembah Sungai Indus telah muncul jauh sebelum dibuatnya Kitab Veda. Bahkan sebelum bangsa Arya menguasai wilayah India, peradaban Harappa sudah berkembang. Diperkirakan tahun 2.500 SM didirikan beberapa kota megah di sepanjang aliran Sungai Indus. Peradaban kota yang paling besar pengaruhnya di wilayah itu adalah Harappa dan Mohenjodaro. Hasil penelitian menyebutkan peradaban Harappa berada di provinsi Punjab, India, dan Mohenjodaro berada di provinsi Sindhu, Pakistan.
Seorang arkeolog dari Inggri, bernama Marshell, melakukan sebuah ekskavasi pada awal abad ke-20 untuk menemukan dua perdaban terbesar itu. Arkeolog Inggris itu menyimpulkan bahwa Mohenjodaro dan Harappa adalah bekas ibu kota dari negara yang berbeda. Ia mendapati struktur kota yang sangat besar dari hasil ekskavasinya itu, dan diketahui bahwa kedua kota itu adalah kota besar yang ramai dengan aktivitas penduduknya. Diperkirakan dua kota besar itu mulai memberikan pengaruhnya sekitar tahun 2.350 SM sampai 1.750 SM. Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan jumlah penduduk di Mohenjodaro dan Harappa, yang masing-masing berkisar antara 30 ribu sampai 40 ribu jiwa.
ADVERTISEMENT
Pemerintahan di Mohenjodaro dan Harppa membagi kotanya menjadi dua bagian, yaitu bagian pemerintahan dan bagian administratif. Hal itu mereka lakukan untuk mempermudah menjalankan pemerintahan di kota besar yang padat penduduknya. Wilayah administratif umumnya terdiri dari daerah tempat tinggal, petokoan, dan pusat kegiatan masyarakat. Bagian pemerintahan terdiri dari wilayah kompleks kerajaan dan jajarannya. Pada bagian ini dibangun sebuah tembok raksasa yang memisahkan antara bangunan istana dengan bangunan tempat tinggal rakyatnya.
Diperkirakan kelompok manusia yang pertama membangun peradaban Mohenjodaro dan Harappa adalah bangsa Dravida. Bangsa ini masuk dalam kategori ras Australoid dengan cirri-ciri bibir tebal, kulit hitam, hidung pesek, bebadan tegap, dan berambut ikal. Bangsa Dravida diperkirakan telah lama menetap di wilayah lembah Sungai Indus. Masyarakat Mohenjodaro dan Harappa memanfaatkan sumber daya di sekitar lembah Sungai Indus dengan sangat baik. Pekerjaan utama masyarakat di sana adalah di bidang pertanian. Masyarakat juga berhasil membuat sistem saluran air dari kota ke sungai dengan sangat baik, sehingga ketika musim hujan tidak pernah terjadi bencana banjir. Peradaban masyarakat Mohenjodaro dan Harappa juga cukup maju, karena berhasil memanfaatkan tanah di sekitar lembah untuk dijadikan batu bata sebagai bahan utama pembuatan bangunan mereka.
ADVERTISEMENT
Sumber : Alvarendra, H. Kenzou. 2017. Buku Babon Sejarah Dunia. Yogyakarta : Brilliant Book.
Foto : themysteriousindia.net