Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Peran Besar Kaisar Mutsuhito (Meiji) Mengakhiri Era Feodal di Jepang
23 Agustus 2018 15:03 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di bawah pimpinan Kaisar Meiji Mutsuhito, Jepang secara dramatis berubah menjadi kekuatan industri dan militer yang sangat disegani dunia, dari sebelumnya hanya sekelompok ras manusia feodal yang menutup diri pada perubahan dunia luar.
ADVERTISEMENT
Putra kedua dari Kaisar Komei itu dilahirkan di Kyoto pada 1852, dan diangkat sebagai putra mahkota pada 1860, ketika usianya masih 8 tahun. Mutsuhito mendapatkan pendidikan yang amat keras dan ketat dari keluarga kerajaan, yang sangat mempersiapkan dirinya untuk maju sebagai kaisar kelak menggantikan ayahnya. Namun walau demikian, ia memiliki pemikiran yang cukup liberal dibandingkan keluarga kerajaan lainnya.
Setelah Kaisar Komei meninggal dunia pada 1867, Mutsuhito naik takhta, dengan menggunakan nama Meiji, yang kelak dikenal sebagai era pemerintahannya. Perjalanan awal kekuasaan Meiji, bersamaan dengan berakhirnya era “shogunate”, sebuah bentuk pemerintahan dictatorial di Jepang yang telah berlangsung selama lebih dari 650 tahun oleh para keluarga ksatria.
Berbeda dengan ayahnya, Kaisar Meiji sangat mendukung gagasan mengenai kebutuhan untuk memodernisasikan Jepang, yang sejalan dengan pemikiran bangsa Barat. Gagasan itu terbentuk setelah pemerintahan Meiji mulai membuka kontak dengan negara-negara lain melalui perdagangan, setelah kurang lebih 250 tahun Jepang mengisolasi diri secara budaya dan ekonomi dengan dunia luar.
ADVERTISEMENT
Ketika penobatannya sebagai kaisar pada 1868, Meiji mengucapkan “the Charter Oath of Five Principles”, yang menjanjikan sebuah gerakan Westernisasi dalam pemerintahannya. Pada 1869, Meiji memindahkan ibukota Jepang dari Kyoto ke Edo, yang kemudian diganti namanya menjadi Tokyo. Antara tahun 1871 sampai 1890, sang kaisar secara resmi menghapuskan sistem feodal di wilayah Jepang, mengadopsi sistem pemerintahan kabinet, pengenalan parlemen, pemberlakukan konstitusi gaya Barat, dan pembangunan sekolah dengan sistem baru. Selain itu juga, Kaisar Meiji melakukan pembelian besar-besaran mesin-mesin dan peralatan industri lainnya dari negara-negara Barat yang lebih maju.
Selain berperan penting dalam sistem pemerintahan baru di Jepang, Meiji pun memainkan peran yang tak kalah penting dalam Perang Cina-Jepang (1894-1895), sebagai panglima tertinggi Jepang. Ia bertempur merebut kekuasaan atas Korea, yang akhirnya berhasil memicu kemerdekaan Korea. Pada perang tersebut, Jepang benar-benar berhasil memainkan peran yang baik dengan melibatkan teknik dan teknologi militer yang diadopsi dari Barat.
ADVERTISEMENT
Pada 1904, Jepang terlibat perang melawan Rusia, yang memakan korban jiwa sangat besar di pihak Jepang. Masyarakat mulai resah dengan berbagai penderitaan yang mereka hadapi selama perang. Untuk mengatasi masalah itu, Meiji meningkatkan bantuan untuk berbagai permasalah yang diderita rakyatnya. Pada akhir masa pemerintahannya, Meiji telah dianggap sebagai “dewa” oleh rakyatnya karena peran aktifnya membangun Jepang ke arah yang lebih modern. Mutsuhito akhirnya meninggal dunia pada 1912, dan digantikan oleh putranya, Yoshihito.
Sumber : Paparchontis, Kathleen. 2005. 100 Pemimpin Dunia yang Berpengaruh dalam Sejarah Dunia. Tanggerang : Karisma
Foto : commons.wikimedia.org