Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Peran Besar Kaisar Perang Romawi dalam Perang Gallic
6 September 2018 13:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pada 58 SM, Caesar memasuki wilayah Cisalpine Gaul sebagai gubernur yang bertanggung jawab mengamankan daerah perbatasan utara Romawi. Saat itu, negara kota Romawi masih menyimpan rasa takut terhadap para pejuang Gallic yang telah manghancurkan Romawi pada 390 SM.
Masyarakat sangat berharap Julius Caesar dapat memperluas wilayah perbatasan Romawi agar kegiatan masyarakat tidak terganggu oleh kehadiran pasukan Gallic. Julius Caesar memang memiliki ambisi yang sangat besar untuk memperluas wilayah Romawi ke arah utara melalui wilayah Gaul hingga mencapai Laut Utara. Sehingga ia mulai merencanakan penyerangan terhadap orang-orang Gallic.
Kesempatan untuk melakukan serangan tiba setelah orang-orang Gaul banyak mendapat serangan dari suku bangsa Jerman yang selalu berusaha melakukan perampokan di wilayah Gallic. Selain itu juga terjadi perpecahan di wilayah itu yang menyebabkan orang-orang Gaul terbagi ke dalam beberapa suku yang saling bermusuhan.
ADVERTISEMENT
Untuk melakukan pembenaran atas tindakannya memasuki wilayah perbatasan Gaul, Julius Caesar beralasan perlu mengusir orang-orang Helvetti, sebuah suku bangsa Jerman, yang memasuki wilayah orang-orang Gallic tersebut. Julius Caesar berhasil menghentikan pergerakan orang-orang Helvetti, dan mengambil alih wilayah yang sangat besar dari tanah Gallic untuk Romawi.
Orang-orang Gaul menentang tindakan yang dilakukan Julius Caesar untuk menancapkan kekuasaan Romawi di wilayahnya. Tetapi mereka merasa harus menghargai tindakan Julius Caesar yang mengusir orang-orang Jerman di Gallic sehingga orang-orang Gaul membiarkan tindakan Caesar tersebut.
Antara tahun 57 SM sampai 54 SM, Julius Caesar dan pasukannya bergerak ke utara untuk memerangi suku Nervii, yang terkenal sangat kejam di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Belgia. Untuk melanjutkan kekuasaannya, Julius Caesar akhirnya membangun sebuah kapal agar dapat melakukan perjalanan menaklukan wilayah Inggris.
ADVERTISEMENT
Ambisi Julius Caesar memperluas wilayah Romawi mendapat pertentangan dari orang-orang Gaul. Bangsa yang sebelumnya terpecah itu akhirnya memutuskan untuk bersatu di bawah pimpinan Vercingetorix, kepala suku Arverni, untuk melawan pasukan Romawi. Pasukan Julius Caesar akhirnya dapat dihentikan oleh pasukan Gallic di kota benteng Gergovia.
Namun pasukan Gallic tidak dapat memukul mundur pasukan Romawi ketika berhadapan di tempat terbuka. Akhirnya mereka pun mundur ke wilayah Alesia. Namun ternyata di sana mereka dijebak oleh sekitar 50.000 pasukan Romawi yang telah membangun tembok pengepungan.
Saat sedang melakukan penyerangan, pasukan Romawi diserang oleh pasukan bantuan Gallic yang datang dari sisi berlawanan. Akhirnya pasukan Romawi harus bertahan dari dua serangan yang berbeda. Namun kekuatan Julius Caesar berhasil membuat pasukannya menguasai jalannya peperangan. Hingga akhirnya Vercingetorix memilih untuk menyerah pada 53 SM, dan mengakhiri Perang Gallic.
ADVERTISEMENT
Sumber: Crompton, Samuel Willard. 2007. 100 Peperangan yang Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tanggerang: Karisma
Foto: commons.wikimedia.org