Konten dari Pengguna

Perang Balkan, Perlawanan Terhadap Kekuatan Besar Turki di Eropa

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
28 Desember 2018 17:37 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada 1912, ketegangan di wilayah Balkan semakin besar setelah beberapa negara mulai melakukan perlawanan atas kekuatan Ottoman, yang telah memerintah sangat lama di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Atas dorongan Czar Rusia, yang menganggap dirinya sebagai pelindung masyarakat Slavic, beberapa negara di timur Eropa--Yunani, Serbia, Bulgaria, dan Montenegro--membentuk Liga Balkan pada 1912.
Liga Balkan berencana menghentikan dominasi panjang Ottoman, dengan alasan bahwa saudara-saudara Slavic mereka yang tinggal di wilayah kekuasaan Ottoman diperlakukan secara tidak manusiawi. Liga Balkan juga menuntut Ottoman memperbaiki pemerintahannya yang sangat buruk.
Sultan Ottoman yang dianggap terlalu ragu dalam mengambil keputusan telah memancing kemarahan Liga Balkan, sehingga pecahlah Perang Balkan yang pertama pada 1912.
Pasukan Yunani membuat strategi jebakan untuk Turki, dan kemudian membebaskan Salonika. Sementara itu, Serbia bergerak ke selatan dan terlibat dalam Perang Kumanovov, serta Perang Montastir.
Mendapat kepungan dari berbagai arah, membuat kekuatan Turki semakin melemah. Hal itu dimanfaatkan oleh Bulgaria untuk mengakhiri Perang Kirik Kilissa dan Perang Lule Burgas, di mana pasukan Turki dipaksa mundur dari Konstantinopel.
ADVERTISEMENT
Namun, masalah datang ketika pasukan Bulgaria tidak mendapat pasokan logistik yang cukup untuk melanjutkan pengambilan alih Konstantinopel dan Adrianople. Akhirnya, perjanjian damai disepakati antara Bulgaria dan Turki pada 3 Desember 1912, setelah mengetahui keduanya sama-sama menemukan jalan buntu untuk mengakhiri perang.
Cemas dengan kekalahan yang terus dialami Turki, sekelompok pewira militer yang menamakan diri sebagai “Kaum Muda Turki” menggulingkan Sultan Turki, membentuk pemerintahan Ottoman yang baru. Mereka pun segera kembali terlibat dalam perang, tetapi mengalami kekalahan telak.
Akibat kekalahan itu, wilayah Adrianople jatuh ke tangan Bulgaria dan pasukan Serbia pada 3 Maret 1913. Pemerintahan Ottoman akhirnya menyepakati Perjanjan London, yang membuat mereka kehilangan Crete dan setengah tanah mereka di Eropa.
ADVERTISEMENT
Perang Balkan Kedua pecah pada tahun 1913, ketika Kaum Muda Turki menolak syarat dalam Perjanjian London yang dinilai sangat merugikan negaranya. Namun, Turki sedikit beruntung karena negara-negara yang terlibat dalam Perang Balkan Pertama tengah berselisih.
Foto: Wikimedia Commons
Pada Juni 1913, Bulgaria berperang dengan Serbia. Kemudian, pada Juli 1913, Serbia dan Yunani berhasil menghentikan Bulgaria, yang segera diserang juga oleh pasukan dari Roma.
Berkat kekacauan itulah, Turki berhasil merebut kembali Adrianople pada 20 Juli 1913. Kemudian, disepakati Perjanjian Bucharest tanggal 10 Agustus 1913, yang berisi penyerahan semua wilayah yang telah direbut Bulgaria dalam Perang Balkan Pertama kepada mantan sekutunya, yaitu Bulgaria, Yunani, dan Montenegro.
Para pemimpin Eropa berusaha keras mempertahankan kedudukannya di Adrianople, tetapi kedua Perang Balkan itu telah mengurangi pengaruh Turki di Eropa yang akhirnya semakin tersingkir.
ADVERTISEMENT
----
Sumber: Crompton, Sameul Willard. 2007. 100 Peperangan yang Berpengaruh di Dunia. Tangerang: Karisma