Perang Barbary 1801, Ketika Amerika Serikat Berperang Melawan Perompak

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
9 Juli 2021 15:31 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perang Barbary 1801-1805. | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perang Barbary 1801-1805. | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Perang yang melibatkan pasukan Amerika Serikat dengan para perompak Barbar dari Afrika Utara itu terjadi pada 1801 sampai 1805. Menjadi sebuah tanda tanya besar, apa yang sebenarnya terjadi hingga membawa orang-orang Amerika ke pantai Tripoli pada tahun-tahun pertama abad ke-19 tersebut.
Ilustrasi Perang Barbary 1801-1805. | Wikimedia Commons
Para perompak Barbar yang berbasis di kota-kota di Afrika Utara, seperti Aljazair, Tunisia, dan Tripoli, telah menjadikan pembajakan kapal sebagai mata pencaharian mereka selama berabad-abad, jauh sebelum negara Amerika Serikat terbentuk.
ADVERTISEMENT
Banyak negara bahkan lebih memilih untuk membayar pajak yang sangat besar ketika melintasi wilayah mereka, ketimbang harus berhadapan dengan para perompak yang menyusahkan itu.
Seorang penguasa di Tripoli, Pasha, sangat yakin bahwa orang Amerika tidak memiliki kekuatan untuk berperang, sehingga ia memerintahkan anak buahnya untuk memotong tiang bendera Kedutaan Besar Amerika di Tripoli sebagai tanda mendeklarasikan perang.
Presiden Amerika saat itu, Thomas Jefferson, tidak seperti kebanyakan negara yang memilih untuk berdamai, ia menolak untuk membayar pajak lebih banyak kepada Tripoli. Thomas Jefferson justru memerintahkan Angkatan Laut Amerika Serikat, yang masih baru terbentuk, untuk berlayar ke Mediterania dan berperang melawan Tripoli.
Perang antara Amerika Serikat dengan Tripoli terjadi cukup sengit. Pada tahun pertama perang berlangsung, Amerika Serikat menerima kerugian yang cukup besar. Kapal fregat mereka, USS Philadelphia, bahkan menabrak sebuah karang sebelum mencapai medan pertempuran, dan berhasil ditangkap oleh bajak laut untuk dibawa ke Tripoli sebagai hadiah.
Ilustrasi Perang Barbary 1801-1805. | Wikimedia Commons
Orang-orang Tripoli bermaksud menjadikan kapal itu sebagai model pembuatan kapal fregat mereka sendiri, yang nantinya akan sangat membantu kekuatan tempur Tripoli. Namun Stephen Decatur, seorang Letnan Angkatan Laut Amerika, tidak menginginkan hal itu terjadi. Ia memimpin sejumlah kecil pasukan untuk memasukkan pelabuhan Tripoli pada malam hari dan membakar kapal USS Philadelphia.
ADVERTISEMENT
Stephen Decatur berperan penting pada proses penyerangan pasukan Amerika Serikat atas kapal-kapal Tripoli di pelabuhan. Serangan-serangan itu kemudian dilanjutkan oleh Wiliam Eaton, seorang Marinir Amerika Serikat divisi delapan, dengan melakukan serangan terakhir terhadap Tripoli.
Ketika mendarat di Alexandria, Mesir, Wiliam Eaton merekrut beberapa orang sekutu dan bergerak menyeberangi gurun Libia menuju kota Derna. Setelah menaklukkan kota itu, Wiliam Eaton dan pasukannya mendapati bahwa para penguasa Tripoli bersedia berunding dengan Amerika Serikat, setelah mengalami banyak kerugian dari perang tersebut.
Sebuah pejanjian pun akhirnya disepakati pada 1805, mengakhiri pembayaran pajak dan perang itu sendiri.
***
Referensi: