Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perang Punic Pertama, Strategi Gemilang Pasukan Romawi
27 Juli 2018 13:13 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perang Punic ini mempertemukan dua kekuatan besar, yaitu Romawi dan Kartago, yang terpengaruh oleh kekuasaan Alexander The Great, yang membentang dari Yunani hingga India. Romawi dan Kartago mulai bersaing pengaruh di bagian tengah dan barat laut Mediterania.
ADVERTISEMENT
Romawi didirikan di tepi Sungai Tiber, di dekat barat Italia, sedangkan Kartago adalah negara kota Funisia, di Afrika Utara. Dua negara kota ini sangat bergantung pada sektor perdagangan, sehingga mereka selalu ingin bersaing memperluas wilayahnya untuk jangkauan perdagangan yang lebih besar.
Kedua kekuatan itu akhirnya terlibat konflik untuk menentukan penguasa di Pulau Sisilia, yang letaknya sangat strategis, di Mediterania antara Romawi dan Kartago. Saat Perang Punic Pertama dimulai pada 264 SM, Kartago memiliki lebih banyak keuntungan. Mereka memiliki angkatan laut yang besar, dan sebagian besar tentaranya telah disiapkan di wilayah Sisilia.
Walau begitu, Romawi memiliki kekuatan militer yang cukup kuat untuk merepotkan pasukan Kartago yang besar tersebut. Pasukan Romawi berhasil membuat perahu perang yang sangat kuat, mengacu pada kapal perang Kartago yang mereka tangkap.
ADVERTISEMENT
Dengan menggunakan kapal perangnya itu, Romawi dapat memenangkan beberapa perang laut ketika berhadapan dengan Kartago. Pasukan Romawi bertempur dengan sangat hebat melawan pasukan Kartago yang lebih berpengalaman.
Kecerdikan taktik yang digunakan oleh Romawi sangat merepotkan Kartago, terutama ketika mereka berhasil mencari cara mendekati kapal Kartago dan bertempur satu lawan satu, yang jika hal itu tidak dilakukan maka kehancuran akan menimpa pasukan Romawi.
Kartago mulai gentar dengan kecerdikan dan keberanian orang-orang Romawi dalam perang satu lawan satu, sehingga mereka mulai menghindari perang di laut. Akibatnya kendali atas laut di sekitar Sisilia berhasil direbut oleh Romawi.
Nasib berbeda didapat oleh pasukan Romawi yang ada di Afirka Utara. Mereka mengalami kekalahan telak, setelah pasukannya dikalahkan oleh Kartago, dan jenderal mereka, Regulus, ditangkap.
ADVERTISEMENT
Kartago lalu menjadikan Regulus sebagai tawanan untuk melakukan negosiasi dengan Romawi. Akan tetapi Regulus menolak hal itu, dan memerintahkan pasukannya untuk terus melawan Kartago tanpa mempedulikan nasibnya.
Perang Punic Pertama ini berakhir pada 241 SM, setelah prajurit Kartago terakhir di Sisilia memilih untuk menyerah. Romawi kemudian mengambil alih sepenuhnya pulau Sisilia, dan wilayah sekitarnya. Setelah kehilangan Sisilia, Kartago mulai terpuruk akibat perekonomian mereka yang semakin menurun. Ditambah munculnya pemberontakan dari tentara bayaran yang gajinya belum dilunasi oleh pemerintah Kartago.
Romawi memanfaatkan situasi itu untuk mengambil alih Sardinia dari tangan Kartago. Walaupun Romawi telah memenangkan pertempuran dengan Kartago, tetapi mereka belum benar-benar berhasil menumpas seluruh kekuatan Kartago. Salah satu kekuatan Kartago yang masih siap bertempur adalah keturunan Hamilcar Barca, salah satu jenderal perang Kartago.
ADVERTISEMENT
Sumber : Crompton, Samuel Willard. 2007. 100 Peperangan yang Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tanggerang : Karisma