Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Perang Tiga Puluh Tahun: Konflik Sektarian Terburuk dalam Sejarah (Part I)
29 Januari 2021 15:43 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Perang Tiga Puluh Tahun atau "The Thirty Years Wars" merupakan salah satu peristiwa yang turut berkontribusi dalam perkembangan seni diplomasi berpolitik. Pemantik terjadinya perang disebabkan karena adanya permasalah agama.
ADVERTISEMENT
Saat itu terdapat dua agama besar, yakni Katolik dan Protestan, keduanya saling bersaing untuk menunjukkan kekuasaan serta kekuatan masing-masing. Konflik ini terjadi dalam empat fase, yakni Bohemian Phase, Danish Phase, Swedish Phase, dan French Phase.
Bohemian Phase atau fase Bohemia merupakan fase yang berlangsung pada tahun 1618 hingga 1625. Fase Bohemia dimulai setelah terjadinya peristiwa defenestration of Prague dan kemudian memulai pemberontakan di Bohemia dengan mayoritas kaum bangsawan yang memeluk Protestan, melawan Kaisar Matthias.
Pada Maret 1619, Kaisar Matthias, raja dari Bohemia wafat dan mengakibatkan dilema yang dialami oleh rakyatnya. Pada Agustus 1619, Frederick V terpilih menjadi raja Bohemia. Bersamaan dengan itu, pada pemilihan kekaisaran yang baru Raja Ferdinand II yang juga merupakan Raja Praha, diangkat menjadi Holy Roman Empire.
ADVERTISEMENT
Selama masa kepemimpinannya, Raja Frederick berusaha mempertahankan kekuasaannya di Bohemia. Namun, usaha tersebut nampaknya tidak berhasil setelah Raja Ferdinand berhasil mengalahkan Raja Frederick dan pasukan Protestannya dalam battle of White Mountain. Kekalahan tersebut membuat Katolik menegaskan diri bahwa mereka yang berkuasa pada saat itu.
Selanjutnya, yakni Danish Phase atau fase Denmark. Fase ini terjadi pada tahun 1625 hingga 1630. Pada fase Denmark, muncul aktor yang bernama Albrecht von Wallenstein yang dikenal sebagai seorang Protestan namun mengabdikan dirinya kepada pihak Katolik. Untuk melawan hal ini, Raja Denmark saat itu, Christian IV ikut membantu pihak Protestan untuk melawan Wallenstein dan pasukannya.
Lalu, yang ketiga yakni Swedish Phase atau fase swedia. Fase ini terjadi pada tahun 1630 hingga 1635. Pada fase Swedia, Raja Swedia, Gustavus Adolphus dinilai telah banyak berkontribusi terhadap pihak protestan. Salah satu bentuk kontribusi besarnya yakni membuat Perancis yang semulanya berada di pihak Katolik, berbelok menjadi pendukung Protestan dan berhasil membuat kekaisaran menarik kembali pasukan Wallenstein. Namun, setelah wafatnya Gustavus Adolphus pada tahun 1632, Swedia menjadi terpuruk dan mengakui kekalahan pada tahun 1634.
Lalu, fase keempat yakni French Phase atau fase Perancis. Fase ini terjadi pada tahun 1635 hingga 1648. Awal mula fase ini terjadi ketika Wallenstein merasa kecewa dengan kebijakan kekaisaran yang menarik pasukannya. Hal ini membuat Wallenstein kecewa dan melawan kekaisaran.
ADVERTISEMENT
**(Berlanjut ke Perang Tiga Puluh Tahun: Konflik Sekterian Terburuk dalam Sejarah (Part II))
Referensi: