Konten dari Pengguna

Periode Pemerintahan Kekhalifahan Dinasti Umayyah di Andalusia

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
22 Mei 2018 15:47 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah lebih dari 150 tahun setelah jatuhnya Dinasti Umayyah di Damaskus, pemerintahan Emirat Cordoba yang menjadi sisa-sisa kekuasaan Dinasti Ummayyah, mengubah statusnya menjadi pemerintahan Kekhalifahan Cordoba pada 929 M. Pengubahan status kekuasaan itu terjadi ketika Cordoba berada di bawah pimpinan Abdurrahman III. Tidakannya tersebut didasarkan pada peristiwa terbunuhnya pemimpin Kekhalifahan Dinasti Abbasiyah, bernama Al-Muqtadir. Dikishakan bahwa pemimpin Dinasti Abbasiyah itu dibunuh oleh pengawalnya sendiri di ibukota Baghdad. Abdurrahman III kemudian menilai kejadian yang menimpa Dinasti Abbasiyah tersebut sebagai momentum yang tepat untuk membangkitkan kembali kekhalifahan milik Dinasti Umayyah. Pemerintahan Dinasti Umayyah di kawasan Andalusia akhirnya berdiri pada 16 Januari 929 M.
ADVERTISEMENT
Dinasti Umayyah di Andalusia kemudian dipimpin oleh beberapa penguasa besar selama masa pemerintahannya, dan secara garis besar ada 3 pemimpin yang sangat menonjol di antara pemimpin lainnya, yaitu Abdurrahman yang berkuasa pada 931 M sampai 961 M, Al Hakam II yang berkuasa pada 961 M sampai 976 M, dan Hisyam II yang berkuasa pada 976 M sampai 1009 M. Pada periode pemerintahan 3 penguasa itulah Dinasti Umayyah di kawasan Andalusia mengalami perkembangan yang sangat pesar diberbagai bidang, terutama ekonomi dan kebudayaan. Sebagai bukti besarnya kekuasaan Dinasti Umayyah ketika itu, didirikan bangunan-bangunan megah yang melengkapi keindahan di kawasan tersebut, salah satunya Masjid Cordoba dan Universitas Cordoba. Pembangunan kota yang cukup masif pun ikut membawa kemakmuran bari seluruh rakyat yang tinggal di kawasan Andalusia.
ADVERTISEMENT
Pemerintahan Dinasti Umayyah di Andalusia mulai menunjukkan tanda-tanda kemundurannya ketika berada di bawah kekuasaan Abdul Rahman Syanjul. Pereknomian menjadi salah satu faktor yang mengalami kemunduran sangat signifikan. Hal itulah yang menyebabkan rakyat mulai mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitasnya, sehingga kota tidak dapat berkebang dengan baik. Kemudian pada 1031, Hisyam III sebagai pemimpin Dinasti Umayyah ketika itu, memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya setelah merasa tidak sanggup memperbaiki keadaan negeri yang semakin hari semakin parah.
Beberapa orang pejabat sebenarnya mencoba untuk memperbaiki kondisi negara ketika itu, namun tidak ada yang berhasil. Wilayah kekuasaan Dinasti Umayyah di Andalusia sesaat sebelum mengalami kemunduran telah terpecah-pecah ke dalam beberapa pemerintahan kecil yang hanya terpusat di beberapa kota saja. Model pemerintahan lokal seperti itu juga biasa disebut dengan Taifa. Ditambah penguasa kerajaan Spanyol dan Portugis mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitannya, yang semakin membuat para penguasa Dinasti Umayyah tidak kuasa menahan kemunduran yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Sumber : Alvarendra, H. Kenzou. 2017. Buku Babon Sejarah Dunia. Yogyakarta : Brilliant Book
Foto : thenational.ae