Konten dari Pengguna

Periode Renaissance, Kebangkitan Peradaban Modern Eropa

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
22 Juni 2018 18:10 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Renaissance berasal dari bahasa Prancis yang artinya “kelahiran kembali”. Kata 'renaissance' pertama kali diperkenalkan oleh sejarawan Prancis, Jules Michelet, pada 1855. Ia menggunakan kata tersebut dalam salah satu karya ilmiahnya yang berjudul “Historie de France”.
ADVERTISEMENT
Dalam arti luas, Renaissance sangat berkaitan dengan pergerakan kebudayaan yang mempengaruhi kehidupan para intelektual di Eropa, terutama setelah periode Abad Pertengahan.
Semua pihak meyakini bahwa proses Renaissance pertama kali terjadi di kota Florence, Italia, sekitar abad ke-14 M. Perubahan yang terjadi pada hampir seluruh bidang kehidupan masyarakat Florence itu menyebar dengan sangat masif ke hampir seluruh kawasan Eropa Barat dalam waktu singkat.
Diketahui, selama era Abad Pertengahan kawasan Eropa Barat diselimuti oleh kegelapan intelektual. Masyarakat Eropa Barat terkesan mengalami kemunduran ilmu pengetahuan, sehingga mempengaruhi moral masyarakat ketika itu.
Pada era Renaissance, para kaum terdidik Eropa mulai berani mengeluarkan gagasan-gagasan yang berbeda dengan gereja. Mereka menyebarkan paham-paham yang selama ini telah dikurung oleh gereja dengan berani.
ADVERTISEMENT
Para kaum intelektual itu mempunyai harapan agar masyarakat dapat keluar dari periode kebodohan yang selama ini menghantui mereka. Periode ini menjadi penentu bagi peradaban Eropa yang modern, yang pada umumnya menggunakan metode humanis. Serta penemuan unsur realisme dan emosi dalam melakukan pengembangan seni.
Para kaum Renaissance terinspirasi oleh hasil-hasil peradaban bangsa Yunani dan Romawi, yang menurut mereka memiliki nilai-nilai kuat dalam membentuk peradaban modern. Kebudayaan Yunani dan Romawi selalu menempatkan manusia sebagai subjek utamanya.
Para kaum Renaissance percaya bahwa kebudayaan Yunani dan Romawi dapat memberikan keteraturan bagi kehidupan manusia. Mereka akhirnya menciptakan sebuah pola pikir yang bercorak humanisme, yang menekankan pada individu manusia. Keberadaan manusia secara individu perlu mendapat perhatian sama besar dengan keberadaan manusia secara berkelompok.
ADVERTISEMENT
Renaissance berarti kemuliaan seorang manusia sesungguhnya terletak pada kebebasan mereka untuk menentukan pilihan mereka sendiri. Selain itu juga manusia harus dapat memanfaatkan alam dengan sebaik mungkin, sesuai dengan akal pikiran mereka. Gagasan humanisme pada masa ini memunculkan sikap menghargai kemampuan individu, melalui kecerdasan, dan kemampuan mereka dalam segala hal.
Banyak kaum Renaissance yang mencurahkan pandangan humanisnya melalui berbagai karya seni, seperti lukisan, sastra, dan patung. Tidak sedikit kaum Renaissance yang memfokuskan dirinya untuk mempelajari karya seni bangsa Yunani dan Romawi, ilmu pengetahuan alam dari Timur Tengah, filsafat kuno, matematika, dan sastra.
Di samping itu, banyak pula kaum intelek yang mempelajari karya-karya Kristen kuno. Muncul beberapa nama kaum humanis ketika itu, seperti Lorenzo Valla dan Erasmus. Hal itulah yang banyak membuka jalan bagi terjadinya reformasi kaum protestan terhadap gereja.
ADVERTISEMENT
Beberapa tokoh yang meramaikan era Renaissance, sehingga membangkitkan peradaban modern di Eropa, di antaranya Nicolaus Copernicus, Andreas Vesalius, Galileo Galilei, Johann Gutenberg, Johannes Kepler, Christoper Columbus, Michaelangelo, Leonardo da Vinci, Donatello, Hans Holbein, dan masih banyak lagi.
Sumber: Alvarendra, H. Kenzou. 2017. Buku Babon Sejarah Dunia. Yogyakarta: Brilliant Book
Banquet Scene in a Renaissance Hall (Foto: Wikimedia Commons)