Perjalanan Huruf Kuno di Indonesia

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
12 Januari 2018 21:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Naskah kuno Pati (Foto: lektur.kemenag.go.id)
zoom-in-whitePerbesar
Naskah kuno Pati (Foto: lektur.kemenag.go.id)
ADVERTISEMENT
Awal kemunculan tulisan di Indonesia diketahui berasal dari wilayah India Selatan, tepatnya pada prasasti raja-raja dinasti Palawa abad ke-4. Selain di Indonesia, tulisan Palawa juga dipakai di beberapa wilayah Asia Tenggara yang mendapat pengaruh dari agama Hindu, seperti Semenanjung Malaya, Muangthai Selatan, Kamboja, dan Vietnam Selatan.
ADVERTISEMENT
Tulisan Palawa yang tersebar menggunakan bahasa Sansekerta. Di Indonesia sendiri huruf Palawa dibedakan menjadi dua masa, yaitu huruf Palawa awal, dan huruf Palawa lanjutan. Huruf Palawa awal berkaitan dengan penyebaran huruf yang terjadi di wilayah India Selatan dan Sri Langka pada prasasti abad ke-3 sampai abad ke-5. Beberapa prasasti yang ada di Indonesia ditulis menggunakan huruf Palawa awal, seperti prasasti Kutai di Kalimantan Timur, dan prasasti Purnawarman di Jawa Barat.
Huruf Palawa lanjutan dipakai pada prasasti abad ke-7 dan abad ke-8. Di Indonesia prasasti yang menggunakan huruf Palawa lanjutan tersebar di wilayah Kerajaan Sriwijaya di Sumatera, seperti prasasti Kedukan Bukit, prasasti Karang Tuwo, prasasti Karang Brahi, prasasti Kota Kapur, dan prasasti Canggal, yang diketahui sebagai prasasti tertua di Jawa. Prasasti Canggal menjadi prasasti terakhir yang di tulis menggunakan huruf Palawa di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tulisan Pra-Nagari yang berasal dari India Utara dipakai untuk menulis prasasti di kerajaan yang dipengaruhi oleh agama Budha. Tulisan tersebut ditemukan pada abad ke-8 dan ke-9 di Jawa Tengah. Prasasti yang ditemukan diantaranya, prasasti Kalasan, prasasti Ratubaka, prasasti Kelurak, dan prasasti Plaosan. Tulisan Pra-Nagari ditulis menggunakan bahasa Sansekerta.
Huruf Arab yang pertama ditemukan di Indonesia berasal dari Pasai abad ke-13 pada prasasti batu nisan Sultan Maliku Saleh yang menggunakan bentuk Parsi. Kemudian ditemukan huruf Arab dengan bahasa Melayu Lama pada prasasti Trengganu abad ke-14. Terdapat perbedaan pada huruf Arab prasasti Trengganu dengan batu-batu nisan dari Pasai yang menggunakan bentuk Parsi, yaitu prasasti Trengganu memiliki tulisan yang lugas, jelas, dan fungsional, karena memuat undang-undang dan peraturan-peraturan yang harus dibaca jelas. Sedangkan pada nisan bentuk Parsi memuat teks-teks yang berfungsi sebagai hiasan sehingga tulisannya tidak lugas. Perkembangan tulisan Arab paling pesat pada naskah-naskah Nusantara terjadi sesudah abad ke-15.
ADVERTISEMENT
Tidak adanya prasasti di beberapa daerah di Indonesia tidak mengartikan daerah tersebut belum mengenal huruf. Akan tetapi lebih kepada tradisi menggoreskan tulisan pada sebuah media batu, atau logam, yang belum berkembang di daerah tersebut. Tidak menutup kemungkinan bahwa di beberapa daerah di Indonesia lebih memilih untuk menggunakan media yang cepat rusak seperti kayu, daun, bambu, atau kulit binatang.
Di beberapa daerah di Sumatera, seperti Bengkulu, Lampung, Sumatera Utara, memakai tulisan yang diperkirakan berasal dari tulisan Malaya zaman Raja Adityawarman. Tulisan Makasar dan Bugis di Sulawesi Selatan pun memiliki kemiripan dengan tulisan dari Sumatera.
Sumber : Siti Baroroh Baried, dkk. 1994. Pengantar Teori Filologi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.