Konten dari Pengguna

Perjalanan Sejarah Hubungan Manusia dengan Kucing

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
18 Desember 2020 18:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kucing. Sumber: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Kucing. Sumber: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Kucing rumahan saat ini tidak jauh berbeda dengan nenek moyang mereka yang liar. Kemandirian mereka yang luar biasa dan kecakapan berburu mungkin menjadi alasan mengapa manusia menganggapnya sebagai binatang yang dipuja. Sebagaimana kucing dalam budaya Mesir kuno. Tetapi pada titik mana dalam sejarah kucing mereka berkenan untuk tinggal di rumah manusia? Bagaimana manusia memelihara kucing?
ADVERTISEMENT
Kucing sebagian besar tetap tidak berubah sejak zaman kuno. Kucing rumahan masa kini secara genetik hampir identik dengan kucing liar yang hidup ribuan tahun yang lalu. Ini adalah bagian dari alasan mengapa kucing bisa menjadi liar dengan cepat, bahkan jika mereka dibesarkan sebagai kucing rumahan. Terlepas dari gaya hidup nyaman sebagai hewan peliharaan rumahan yang dimanjakan, mereka masih memiliki semua keterampilan yang dibutuhkan untuk menjaga diri mereka sendiri di alam liar, bila perlu.
Menurut peneliti yang menganalisis D.N.A. Dari sisa-sisa lebih dari 200 kucing yang digali dari reruntuhan situs kuno di Rumania, Mesir, dan sebagian Timur Tengah selama sembilan abad, kucing domestik modern kemungkinan besar berasal dari dua garis keturunan utama. Satu baris kucing, Felis lybica lubica, berasal dari Afrika dan berkembang biak di Mesir dan Mediterania. Sementara Felis sylvestris lybica berawal dari Asia Tenggara dan menyebar ke Eropa pada 4400 SM.
Sumber: Wikimedia Commons
Bukti sejarah memberi tahu kita bahwa kucing memulai hubungannya dengan manusia lebih dari 8.000 tahun yang lalu di komunitas pertanian Fertile Crescent di Timur Tengah saat ini. Diyakini bahwa kucing mendekati manusia lebih dulu, karena bangunan penyimpanan biji-bijian di pemukiman manusia banyak terdapat tikus.
ADVERTISEMENT
Manusia tak keberatan ditemani sekelompok kucing pembasmi tikus yang tidak menuntut 'upah' terlalu banyak, sehingga manusia dan kucing hidup berdampingan secara damai. Kucing kemungkinan besar mengikuti manusia dalam pengembaraan nomaden mereka, mengejar tikus, dan ketika desa tumbuh menjadi kota, kucing tetap ada.
Hubungan manusia dengan kucing paling terkenal adalah pada budaya Mesir kuno. Manusia mengangkat status kucing dari pembantu pertanian menjadi hewan peliharaan. Orang-orang Mesir kuno percaya bahwa kucing memiliki kekuatan magis dan kemampuan untuk memberikan keberuntungan. Jadi kucing mereka mengenakan perhiasan yang tak ternilai harganya, diberi makan makanan terbaik dari hidangan yang sangat lezat, dan diabadikan dalam seni. Kucing sangat dihormati sehingga siapa pun yang membunuh kucing, dijatuhi hukuman mati.
ADVERTISEMENT
Kucing yang dimumikan dan dikuburkan layaknya manusia adalah kucing milik bangsawan. Pemilik yang baru saja kucingnya meninggal mencukur alis mereka untuk menandakan duka mereka.
Sumber: Wikimedia Commons
Dalam mitologi Mesir kuno, banyak dewa dan dewi yang dijiwai dengan ciri dan karakteristik hewan tetapi hanya satu dewi Mesir yang layak diubah menjadi kucing. Bastet, dewi kucing, kesuburan dan persalinan, dan kehidupan rumah tangga, bertugas melindungi rumah dari penyakit dan roh jahat, menjaga keamanan wanita dan anak-anak, dan membimbing orang yang baru saja meninggal ke alam baka.
Namun, orang Mesir kuno bukan satu-satunya orang yang menyembah kucing. Dalam mitologi Yunani kuno, misalnya bahwa mereka percaya terhubung dengan dewi Hecate, yang bisa berubah menjadi kucing dan dihormati sebagai dewa yang terkait dengan berburu. Dalam mitologi Norse, dewi Freya mengendarai kereta indah yang ditarik oleh dua kucing abu-abu yang dihadiahkan kepadanya oleh Thor, dewa petir. Dan mitologi Cina Dewa kucing, Li Shou, adalah pelindung rumah dan tanaman dan dihormati karena berburu tikus.
ADVERTISEMENT
Dalam sejarah hubungan kucing dengan manusia, mereka berguna untuk menyingkirkan tikus bahkan ada yang disembah sebagai dewa. Peran kucing bergeser ke persahabatan yang kemudian menjadikannya hewan peliharaan. Meskipun beberapa kucing ada yang jinak, sebagian besar masih mempertahankan kemandirian dan naluri alaminya saat berada rumah kita. Mereka memang tidak dapat dilatih untuk melakukan banyak hal, tetapi mereka biasanya bisa menggunakan kotak pasir untuk kotorannya.
Sumber: historydaily.org
historydaily.org/history-of-cats-how-did-we-domesticate-felines