Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Perpustakaan Celsus, Jejak Budaya Literasi Bangsa Romawi
9 April 2021 19:07 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Peradaban besar Turki dikenal menyimpan banyak hasil kebudayaan yang mempengaruhi perkembangan sejarah di berbagai penjuru dunia.
ADVERTISEMENT
Salah satu kebudayaan besar tersebut adalah Perpustakaan Celsus di Anatolia, Efesus. Kota Efesus merupakan kota pesisir penting bagi pendaratan orang-orang yang akan menuju Asia.
Perpustakaan ini menjadi perpustakaan terbesar ketiga di dunia, setelah Perpustakaan di Alexandria dan Pergamum. Tempat itu didirikan oleh seorang konsul bernama Gaius Julius Aquila, sebagai bentuk penghormatan terhadap ayahnya, Tiberius Julius Celsus Polemaeanus.
Pembangunan Perpustakaan Celsus dimulai pada tahun 117 Masehi, dan selesai pada tahun 135 Masehi oleh penerus Gaius Julius. Namun pada tahun 262, bangsa Goth membakar interior perpustakaan saat berperang dengan bangsa Romawi di wilayah Antolia. Setelah peperangan selesai, butuh waktu lama untuk memperbaiki kerusakan gedung perpustakaan.
Arsitektur perpustakaan sebenarnya banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Yunani dan Romawi. Para peneliti menemukan fakta bahwa material bangunan pada Perpustakaan Celsus, seperti batu bata, cor-coran, dan plester campuran, merupakan bahan yang digunakan oleh Kekaisaran Romawi sekitar abad ke-2 Masehi.
ADVERTISEMENT
Bangunan itu dibangun di atas sebuah platform yang cukup besar. Terdapat sebuah pintu masuk di bagian tengah bangunan yang tingginya mencapai 16 meter. Pada pintu masuk tersebut akan dijumpai halaman dengan lantai yang terbuat dari batu marmer selebar 21 meter.
Perpustakaan itu didirikan untuk menyimpan 12 ribu gulungan naskah yang berasal dari berbagai wilayah, tidak hanya dari Turki saja. Selain difungsikan sebagai perpustakaan, bangunan itu juga digunakan sebagai makam monumental bagi para keturunan Julius Celsus.
Lalu di bagian dalam bangunan terdapat empat pasang kolom ikonik pada alas tiang yang sangat tinggi. Pada bagian atas bangunan terdapat beberapa jendela dengan berbagai ukuran, dan tempat penyimpanan patung yang membuat tampilan perpustakaan semakin indah.
Namun sayangnya pada abad ke-10 Masehi, gempa bumi meruntuhkan sebagian besar bangunan Perpustakaan Celsus. Sisa-sisa bangunannya yang kini bisa dilihat sekarang adalah hasil pemulihan yang dilakukan oleh Austrian Archaeological Institute.
ADVERTISEMENT
***
Referensi: