Konten dari Pengguna

Pers Peranakan Melayu-Tionghoa Pada Masa Kolonial (Part II)

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
9 Februari 2017 23:43 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
1. Li Po
Li Po merupakan surat kabar peranakan Tionghoa pertama di pulau Jawa, di terbitkan di Sukabumi, terbit pada tanggal 12 Januari 1901. Surat kabar tersebut di terbitkan oleh Soekabumsche Snelpresdrukkerij, dengan redakturnya Tan Ging Tiong dan Yoe Tjai Siang. Berita yang di muat oleh Li Po berupa ilmu-ilmu, aturan, dan riwayat negeri Cina, mereka menyampaikan berbagai informasi berkenaan dengan Tiongkok, karena dari namanya saja (Li= Budi pekerti) surat kabar ini juga banyak memuat mengenai pengajaran, ideologi, dan juga para filsup Tiongkok. Li Po berdiri dengan keadaan ekonomi yang seadanya sehingga mereka benar-benar terbit secara berkala ketika sudah ada pelanggan yang memesan surat kabar mereka, yaitu sekitar bulan Mei 1901
ADVERTISEMENT
2. Kabar Peniagaan
Setelah Li Po, muncul pula Kabar Perniagaan, di terbitkan di Jakarta. Kabar Perniagaan terbit pada Tahun 1903. Di cetak dan di terbitkan oleh Tjoe Toei Yang. Dengan pemimpin redaksinya yaitu F.Wiggers. bahkan dari namanya pun sudah dapat di tebak kalau Kabar Perniagaan banyak memuat tentang Iklan, kembali pada tujuan awal Kabar Perniagaan memang sengaja di buat untuk mempermudah penguasaha peranakan Tionghoa. Saat itu para penguasaha sudah mulai sadar akan pengruh besar media terhadap pemasaran. Kabar Perniagaan ini berganti nama menjadi Perniagaan pada bulan Januari 1907. Para pengisi Perniagaan umumnya adalah para Tionghoa Konservatif yang tidak setuju dengan propaganda Revolusioner yang dilakukan oleh Sun Yat Sen, sehingga surat kabar perniagaan banyak memiliki hujatan di karenakan ke apatisannya dalam pergerkan nasional pada waktu itu, surat kabar perniagaan di anggap sebagai salah satu surat kebar yang mendukung pemerintah Kolonial Belanda. Setelah di Pimpin oleh Oh Sien Hong tahun 1930, Perniagaan dig anti lagi namanya menjadi Siang Po. Kenyataan bahwa Siang Po benar-benar memihak pada Belanda juga di buktikan dengan di ambil alih nya Siang Po oleh Phoa Liong Gie pimpinan Chung Hwa Hui yang bersekutu dengan Belanda, selain itu ia juga merupakan anggota Volksraad. Siang Po sendiri baru benar-benar berhenti beroperasi setelah Belanda runtuh.
ADVERTISEMENT
3. Sin Po
Surat kabar Sin Po dapat di katakan sebagai klimaks dari perkembangan pers peranakan Tionghoa pada masa Kolonial. Sin Po berdiri pada bulan Oktober 1910, ketika awal kemunculannya Sin Po sudah menjadi musuh Kabar Perniagaan, didirikan oleh Lauw Giok Land an Yoe Sin Gie, Sin Po hadir menjadi sebuah surat kabar peranakan Tionghoa yang berbeda dengan yang lainnya selain tajuk rencana redaksi, disana juga terdapat halaman khusus yang membahas dan mengkritik Hindia-Belanda, berbagai informasi luar negeri terutama Tiongkok juga terdapat disana. Sin Po merupakan surat kabar peranakan Tionghoa yang sukses dan memiliki pembaca di seluruh Nusantara. Jika Siang Po anti dengan Nasionalisme Revolusioner yang di propagandakan Sun Yat Sen, maka Sin Po kebalikannya, terutama setelah melihat gencarnya organisasi pergerakan nasional, serta kesadaran akan ketidaktahanan terhadap diskriminasi yang menjadikan Sin Po begitu kuat mengakar. Sin Po makin hari makin berpengaruh hingga merupakan suatu aliran dalam politik peranakan Tionghoa dan aliran ini sering disebut Sinpoisme. (leknas-LIPI, 2002:62). Tidak Hanya itu Sin Po juga memiliki hubungan erat dengan tokoh-tokoh pergerakan Nasional seperti : W.R Supratman, D.Koesoemaningrat dan juga Ir.Soekarno.
ADVERTISEMENT
4. Sin Tit Po
Sin Tit Po sendiri merupakan lanjutan dari Sin Jit Po, dengan di pimpin oleh Tang Ping Lee, penanggung jawab yang ada di baliknya adalah Liem Koem Hian, mencurahkan ambisi terpendamnya Liem banyak menyerang pemerintah Hindia-Belanda, dan turut serta dalam kemajuan pergerakan Nasional menuntut kemerdekaan bangsa Indonesia. Sin Tit Po ini nyatanya berhasil melahirkan Partai Tionghoa Indonesia (PTI). Yang menjadi sasaran lain dari Sin Tit Po merupakan Chunng Hwa Hui, yang jelas-jelas sama sekali tidak bersimpati terhadap pergerakan Nasional dan malah bersekongkol dengan Belanda. karena alasan itu pula Sin Tit Po layak di katakana sebagai sebuah pers yang sangat berperan dalam membantu pergerkan Nasional demi untuk Indonesia Merdeka pada waktu itu. 5. Sit Po Surat kabar ini di terbitkan di Kalimantan pada tahun 1939 redakturnya Lim Lock Ee. Kepentingan golongan Tionghoa menjadi perhatian utama suarat kabar Sit Po, serta berorientasi pada perjuangan kepentingan Tiongkok. Walaupun surat kabar yang di terbitkan oleh peranakan Tionghoa tidak semuanya di tunjukan untuk kepentingan nasional, tetapi kenyataannya bahwa pers Peranakan Tionghoa telah menjalankan perannya dalam meramaikan pergolakan pers Nusantara, meski awalnya hanya di buat untuk tujuan ekonomi, atau pelajaran yang berorientasi pada Tiongkok, di samping itu kita juga dapat menilai seberapa besar pengaruh Tiongkok di Nusantara pada masa Kolonial melalui Surat kabar yang mereka terbitkan. Bahkan pada masa Kolonial surat kabar yang cenderung mendominasi merupakan surat kabar peranakan Tionghoa dan juga surat kabar Belanda, hal tersebut berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia, atau cendekiawan pribumi yang masih kurang, mengukuhkan kualitasnya dalam sebuah tulisan, akibatnya banyak pembaca yang beralih ke surat kabar Melayu-Tionghoa, atau pun Belanda, karena di anggap lebih mampu memuaskan dahaga para pembaca dalam mencari informasi.
ADVERTISEMENT
Sumber : Leknas-LIPI.2004.Beberapa Segi Perkembangan Sejarah Pers Di Indonesia. Cetakan ke-III. Jakarta: Kompas.
Sumber foto : ahlulbaitnabisaw.blogspot.com