Pertarungan Julius Caesar dan Vercingetorix, Demi Kehormatan Suku Gaul

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
30 Oktober 2018 11:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Patung Vercingetorix (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Patung Vercingetorix (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Selama masa pemerintahan Julius Caesar, kekaisaran Romawi disibukkan dengan berbagai serangan yang dilakukan oleh suku-suku kecil di sekitar provinsi Gaul. Para pemberontak itu bergerak di bawah pimpinan seorang tokoh karismatik, bernama Vercingetorix. Kisah-kisah mengenai Vercingetorix itu banyak diceritakan dalam Buku Ketujuh De bello Gallico (Perang-perang Gallic), karya Julius Caesar.
ADVERTISEMENT
Julius Caesar memang dikenal cukup kejam dalam membuat kebijakan-kebijakan guna menjadikan provinsi Gaul di bawah kekuasaan Romawi. Caranya itu mendatangkan malapetaka bagi suku-suku kecil di Gaul, yang saat itu tidak memiliki kekuatan untuk melawan balik pasukan Romawi yang telah menduduki wilayahnya.
Ketika pasukan Romawi hampir menguasai seluruh wilayah Gaul, muncul seorang pemuda yang berani mempersatukan suku-suku terpecah itu, yang tidak lain adalah Vercingetorix. Dengan putus asa, suku Senones, Parisii, Pictones, Caduci, Turoni, Aulerci, Lemovices, dan Andes bersatu di bawah kepemimpinannya.
Pemuda berperawakan tinggi dan tegap itu berniat untuk menjalankan sebuah misi penyerangan kepada orang-orang Romawi yang telah menduduki kota-kota di sekitar Gaul. Vercingetorix bersama pasukannya berencana memotong jalur logistik pasukan Romawi, dan menyergap mereka ketika sedang berkeliaran mencari makanan.
Patung Vercingetorix (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Patung Vercingetorix (Foto: Wikimedia Commons)
Strategi itu dinilai sangat efektif mengingat pasukan Romawi tidak mengenal dengan baik daerah buruan di Gaul, yang sepenuhnya telah dikuasai oleh Vercingetorix dan suku-suku lain di Gaul.
ADVERTISEMENT
Setelah menjalankan rencana pemotongan jalur logistik, Vercingetorix kemudian bergerak untuk membumihanguskan wilayah pertahanan pasukan Romawi, yang sebenarnya masih banyak diduduki oleh anggota suku-suku aliansi yang bentuk Vercingetorix.
Vercingetorix memiliki tekad yang sangat kuat, serta murah hati, walaupun dikenal sangat keras dan tidak kenal ampun, terutama jika berkaitan dengan kekaisaran Romawi. Saat Vercingetorix berencana untuk membakar sebuah kota bernama Avaricum, yang menjadi wilayah pertahanan pasukan Romawi.
Para penduduk di sana memohon agar kotanya tidak dibakar. Akhirnya Vercingetorix hanya mengusir pasukan Romawi, kemudian menjadikan kota itu benteng pertahanannya.
Kota itu dijadikan tempat pengungsian bagi penduduk desa yang wilayahnya hancur oleh pasukan Romawi, sehingga Vercingetorix membangunnya sebagai kota pertahanan untuk perlindungan para penduduk, yang mencari tempat tinggal dan makanan.
ADVERTISEMENT
Julis Caesar yang mengetahui pergerakan pasukannya dihentikan oleh Vercingetorix, segera merancang sebuah strategi untuk mengahancurkan aliansi pasukan suku-suku kecil tersebut.
Ia memerintahkan pasukannya membangun sebuah menara raksasa di dekat benteng Avaricum selama 25 hari. Setelah selesai, menara itu digulingkan ke atas benteng, dan jembatan-jembatan angkut mulai diturunkan untuk mengirim pasukan-pasukan Romawi menyerbu bagian dalam kota.
Pertarungan Julius Caesar dan Vercingetorix, Demi Kehormatan Suku Gaul (2)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Vercingetorix menyerah di hadapan Julius Caesar (commons.wikimedia.org).
Dikuasainya kota Avaricum oleh pasukan Romawi merupakan kekalahan telak bagi Vercingetorix. Tetapi meski demikian, ia tetap melanjutkan aksi militernya, dan kembali mengumpulkan pasukannya yang tangguh.
Vercingetorix berhasil mempertahankan kota Gergovia di Arverni, sementara para pejuang Gallic berhasil menguasai markas Caesar di Noviodunum. Julis Caesar yang dikenal memiliki strategi militer paling hebat di antara penguasa Romawi, tidak gentar dengan serangan balik Vercingetorix tersebut.
ADVERTISEMENT
Caesar segera melancarkan serangan puncaknya, dengan mengirimkan pasukan berkuda yang terdiri dari sejumlah suku Jerman menuju wilayah Gaul. Caesar menjebak pimpinan pasukan pemberontak, Vercingetorix, di wilayah Alesia.
Ketika pasukan bantuan mencoba menyelamatkan Vercingetorix, mereka dihadang oleh pasukan berkuda Romawi-Jerman. Vercingetorix, yang tidak ingin melihat kematian lebih banyak di pasukannya, memilih untuk menyerahkan diri.
Julis Caesar menerima penyerahan diri Vercingetorix, dan menghentikan penyerangannya. Vercingetorix lalu dibawa ke Roma, di mana ia digiring dengan tangan diborgol di hadapan penduduknya. Vercingetorix dijatuhi hukuman mati sekitar tahun 46 SM.
Sumber: Crompton, Samuel Willard. 2005. 100 Hubungan yang Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tanggerang : Karisma