Konten dari Pengguna

Pesat : Surat Kabar Berubrik Konsultasi Perkawinan

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
4 Juni 2017 23:11 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Adalah surat kabar Pesat (1939), sebuah surat kabar lokal Semarang, penyedia rubrik khusus dengan nama advis-bureau tentang perkawinan dan roemah tangga
ADVERTISEMENT
Pada abad ke-20 tidak hanya berdirinya Biro Konsultasi perkawinan sebagai bentuk kepedulian terhadap masalah perkawinan saat itu, tetapi juga adanya surat kabar yang juga berharap bisa membantu meminimalisir permasalahan dalam sektor rumah tangga, sehingga menghasilkan suatu solusi
Adalah surat kabar Pesat (1939), sebuah surat kabar lokal Semarang, penyedia rubrik khusus dengan nama advis-bureau tentang perkawinan dan roemah tangga. Rubrik ini merupakan besutan S.Tjokro dan istrinya. Didalam rubrik ini dimuat berbagai surat masyarakat tentang kehidupan perkawinan di dalam keluarga.
Ide rubrik konsultasi perkawinan ini kemdian didukung penuh oleh, Mi Sajoeti dan SK Trimurti, yang saat itu menjabat sebagai redaktur Pesat.
Berbagai permasalahan keluarga pun kemudian muncul dalam surat kabar tersebut, mulai dari surat seorang istri yang ditinggal suami dengan cara talak, seorang pelajar yang ingin menikah, padahal masih sekolah, seorang perempuan yang mulai jatuh cinta pada lawan jenis, tetapi tidak tahu bagaimana cara mengungkapkannya, sorang laki-laki yang ingin segera menikah, tetapi belum punya jodoh, ada juga pertanyaan pria yang ingin tahu bagaimana cara bergaul dengan perempuan yang sopan. Semua surat memang memiliki cerita yang sangat bervariasi.
ADVERTISEMENT
Meski masih dalam jangkauan lokal, surat kabar Pesat nyatanya telah memberikan kontribusi lebih dalam membantu menyelesaikan permasalahan perkawinan yang saat itu tengah di hadapi seiring terlupakannya permasalahan rumah tangga, yang masih dianggap sebagai permasalahan domestik dan perlu dipinggirkan.
Sumber : Margana Sri, M.Nursam (Eds.). 2010. Kota-kota di Jawa: Identitas, Gaya Hidup dan Permasalahan Sosial. Yogyakarta: Penerbit Ombak.