Play-Doh, Sebuah Penemuan Mainan Tanpa Rencana

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
10 Juni 2020 15:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok: Youtube/AWESMR kids
zoom-in-whitePerbesar
Dok: Youtube/AWESMR kids
ADVERTISEMENT
Play-Doh yang dikenal sebagai suatu mainan, ternyata memiliki kisah unik di balik penemuannya. Pada awalnya, Play-Doh bukan diciptakan secara khusus menjadi sebuah mainan. Play-Doh justru merupakan sebuah alat yang biasa ditemui sebagai peralatan rumahan. Play-Doh merupakan senyawa lunak yang justru digunakan untuk menyapu jelaga dari wallpaper. Berdasarkan ulasan singkat tersebut menunjukkan bahwa terdapat ketidaksengajaan penemuan Play-Doh menjadi sebuah mainan. Berikut kisah di balik penemuan Play-Doh.
Dok: Youtube/AWESMR kids
Berdasarkan buku Tim Walsh, Timeless Toys: Classic Toys dan Playmakers, Cleo McVicker bekerja untuk perusahaan sabun Kutol Products yang berbasis di Cincinnati, Ohio. Pada tahun 1933, perusahaan tersebut hampir gulung tikar. Selanjutnya, Cleo McVicker menegosiasikan kontrak dengan toko bahan makanan Kroger untuk memproduksi pembersih kertas dinding yang siap pakai untuk dapat dipasarkan dan dijual di toko mereka. Meskipun mereka belum pernah membuat pembersih wallpaper sebelumnya, Cleo kembali ke Kutol Products. Selain itu, saudaranya, Noah yang merupakan seorang pengembang produk, datang dengan formula yang ia temukan. Hasilnya adalah senyawa lempung yang tidak beracun yang terbuat dari air, garam, dan tepung. Senyawa itulah yang akhirnya membuat perusahaan bertahan dan sukses selama 20 tahun. Selain itu, senyawa tersebut juga telah menjadikan perusahaan tersebut sebagai produsen pembersih wallpaper terbesar di dunia.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, pada tahun 1950-an, penjualan pembersih wallpaper Produk Kutol mulai anjlok. Hal tersebut dipicu dengan munculnya transisi dari pemanasan tungku dari batubara yang lebih kotor ke minyak, gas, dan listrik yang lebih bersih, penumpukan jelaga pada wallpaper tidak lagi menjadi masalah di banyak rumah tangga. Setelah kematian Cleo pada tahun 1949, anak dari Cleo, Joseph McVicker mengambil alih bisnis dan menghadapi tantangan besar agar perusahaan dapat tetap berjalan. Ia mendapatkan suatu ide ketika saudara iparnya, Kay Zufall membaca sebuah artikel tentang bagaimana pembersih wallpaper dapat digunakan sebagai proyek pemodelan. Kay Zufall merupakan seorang seorang guru sekolah penitipan anak. Ia mengujikan materi tidak beracun tersebut pada anak-anak yang senang untuk mencetaknya ke dalam berbagai bentuk. Dia memberi tahu McVicker tentang penemuannya tersebut, dan bahkan menyarankan sebuah nama baru yaitu “Play-Doh”.
Dok: Youtube/Toys Plus Kids Show
Ia meyakinkan McVicker untuk memikirkan suatu produk mereka menjadi sebuah benda kerajinan tangan yang dapat digunakan untuk bermain. McVicker pergi ke sekolah Kay untuk melihat desain "tanah liat" Produk Kutol yang dibuat oleh kelas yang diampu Kay. McVicker senang dengan apa yang dilihatnya. Ia lalu pergi ke markas untuk merumuskan dan menggunakan kembali produk yang sudah mereka buat, menggunakan alat berat yang serta ruang produksi yang sama. Hanya saja, kali ini produk akhirnya adalah mainan anak-anak dan bukan lagi berupa pembersih wallpaper.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1956, McVicker mendirikan Rainbow Crafts Company Inc., sebuah anak perusahaan dari Kutol Products. Rainbow Crafts mengemas ulang produk tersebut, yang saat ini dikenal sebagai Play-Doh. Ia memasarkan Play Doh ke sekolah-sekolah dasar di wilayah Cincinnati yang lebih besar. Pada tahun 1957, Play-Doh tersedia dalam tiga warna baru: merah, kuning, dan biru. : Youtu
Dok: Youtube/Toys Plus Kids Show
Semakin berkembangnya pemasaran Play-Doh, McVicker ingin produknya menjangkau khalayak yang lebih besar, bukan hanya sekolah. Akan tetapi, ia memiliki keterbatasan anggaran untuk membuat iklan yang besar. Oleh karena itu Ketika ia memperkenalkan jajaran Play-Doh barunya kepada Bob Keeshan, atau yang dikenal dunia pertelevisian sebagai Kapten Kangaroo dan ternyata Kheeshan menyukai produk tersebut, lantas membuat perjanjian dengan McVicker untuk menggunakan Play-Doh setidaknya sekali seminggu di acaranya. Hal tersebut menjadi salah satu cara menjadikan kesempatan itu sebagai sebuah iklan yang besar. Hal tersebut disebabkan acara tersebut merupakan acara televisi anak-anak paling populer pada masanya. Penjualan meroket, Rainbow Crafts pun berjuang untuk mengimbangi permintaan luar biasa untuk mainan baru ini.
ADVERTISEMENT
Sumber:
- Laman “The Strong, Natonal Museum of Play”
- Laman “Smithsonian Magazine”