Konten dari Pengguna

Pol Pot, Pasukan Khmer Merah dan Rekayasa Sosial Terbrutal dalam Sejarah Kamboja

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
9 Desember 2020 18:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Pol Pot. Dok: Wikimedia Commons.
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Pol Pot. Dok: Wikimedia Commons.
ADVERTISEMENT
Pergerakan gerilyawan komunis dan keberhasilan Vietkong dalam menumbangkan pemerintah Vietnam Selatan disebut-sebut sebagai udara panas yang siap meledakkan Kamboja kapan saja.
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat sebagai penyulut pertikaian berhasil menggunakan pimpinan tertinggi angkatan bersenjata Kamboja, Jenderal Lon Nol untuk menjatuhkan kepemimpinan Pangeran Norodom Sihanouk. Semenjak itulah, Kamboja meledak tanpa henti.
Seusai runtuhnya kepemimpinan Lon Nol, tampilah Pol Pot dengan Pasukan Khmer Merahnya sebagai figur di Kamboja. Barangkali kala itu Pol Pot lupa bahwa dia adalah figur yang memimpin bangsa, jadi masih saja bertingkah seperti gerombolan pemberontak dengan hobi gerakan “revolusinya” namun meluluhlantahkan negerinya sendiri.
Foto: Pol Pot. Dok: Wikimedia Commons.
Kamboja berhasil dimerahkan oleh Pol Pot dan Pasukan Khmer Merah. Banjir darah di mana – mana. Ratusan bahkan ribuan orang kehilangan nyawa akibat hantaman bom, granat, ranjau, peluru, bayonet, pentungan, pukulan, bahkan kelaparan.
Foto: Tumpukan tengkorak korban kekejaman Pol Pot dan Khmer Merah. Dok: Wikimedia Commons.
Di dunia pendidikan, pada tahun 1975 setidaknya hanya terdapat 5 guru dari 25 ribu yang lolos jeratan mati Pol Pot. Tidak berhenti sampai di sana. 6 ribu sekolah berhasil dihancurkan oleh Pol Pot dan Pasukan Khmer Merah.
ADVERTISEMENT
Tidak jauh berbeda dengan dunia kesehatan. Setidaknya 800 rumah sakit dihancurkan dan menyisakkan hanya 45 dokter dari 500 dokter yang masih bertahan hidup.
Pol Pot pun membangun Kamboja dengan kekerasan meski terbilang gagal. Untuk menggerakan masa dan mengumpulkan dana, Pol Pot dan Pasukan Khmer Merah tidak segan menodongkan senjata dan mengancam akan membunuh jika berani menolak.
**
Referensi: