Konten dari Pengguna

Proses Terbentuknya Formasi Geologis di Taman Nasional Yellowstone

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
20 Januari 2019 17:26 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Grand Prismatic Spring di Taman Nasional Yellowstone Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Grand Prismatic Spring di Taman Nasional Yellowstone Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Taman Nasional Yellowstone tercatat memiliki konsentrasi geiser--semburan air panas dari dalam bumi-- terbanyak di bumi, dengan lebih dari 300 buah geiser atau dua per tiga dari seluruh geiser yang ada di planet ini.
ADVERTISEMENT
Kawasan yang ditumbuhi hutan alami seluas 9.000 kilometer persegi itu memiliki sekitar 50% bentukan geothermal atau panas bumi yang ada di seluruh dunia. Jumlahnya mencapai lebih dari 10.000 bentukan alami yang tersebar di seluruh wilayah Yellowstone.
Situs Yellowstone ditetapkan sebagai taman nasional pada 1872, dan menjadi suaka terbesar di Amerika bagi sejumlah hewan liar seperti beruang Grizzly, serigala, bison, wapiti, dan hewan lainnnya.
Taman Nasional Yellowstone berada di sebelah selatan barisan Pegunungan Rocky Utara, mencakup wilayah barat laut Wyoming dan sebagaian wilayah selatan Montana, sebelah timur Idaho.
Yellowstone dikelilingi oleh 6 hutan nasional, 2 cagar alam nasional, dan Taman Nasional Grand Teton. Titik terendah kawasan itu adalah Lembah Sungai Reese Creek (1.610 meter), sementara titik tertingginya berada di Eagle Peak (3.462 meter).
ADVERTISEMENT
Kawasan taman nasional itu berada tepat di atas bekas cekungan kawah vilkanis yang memiliki tingkat aktivitas gempa paling aktif di seluruh Pegunungan Rocky. Dataran tinggi di tengah Yellowstone ditutupi oleh hutan seluas 650.000 hektare, dan dikelilingi oleh jajaran pegunungan setinggi 4.000 meter.
Diperkirakan dua juta tahun yang lalu, jutaan kubik aliran magma rhyolitik mendesak ke atas dan mengisi bilik-bilik besar yang berada di bawah dataran tinggi utama wilayah Yellowstone sekarang.
Salah satu situs di Taman Nasional Yellowstone. Dok: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu situs di Taman Nasional Yellowstone. Dok: Wikimedia Commons
Akumulasi magma itu akhirnya membentuk sebuah gunung berapi raksasa, yang tercatat telah meletus sebanyak tiga kali, yaitu sekitar 2,2 juta, 1,2 juta, dan 630.000 tahun yang lalu.
Letusan terakhir dari gunung berapi purba itu mengeluarkan semburan abu, batuan panas, dan material piroklastik lain dalam jumlah yang amat besar. Disebut-sebut semburan abu vulkanisnya itu membuat langit Amerika bagian utara gelap total, dan abunya menyebar hingga radius ratusan mil dari pusat letusan.
ADVERTISEMENT
Letusan dahsyat itu juga mampu meruntuhkan bilik-bilik magma raksasa di bawahnya hingga menghasilkan sebuah kawah raksasa sedalam 1 kilometer, panjang 85 kilometer, dan lebar 45 kilometer. Diperkirakan dampak letusan tersebut telah mengubah iklim bumi pada waktu itu, dan mengakibatkan punahnya sejumlah spesies flora fauna purba.
Menurut para ahli, Yellowstone terbentuk sekitar 630.000 sampai 70.000 tahun yang lalu. Jutaan ton material letusan dan aliran magma yang terus-menerus mengalir dari lubang-lubang magma di sekitar kawah telah membentuk dataran Yellowstone saat ini. Begitu magma membeku, aliran magma baru mengalir ke atas dan membentuk sumber panas. Akhirnya dataran itu menciptakan sumber air panas, dan semburan lumpur panas, yang hingga sekarang masih aktif.
ADVERTISEMENT
Geiser-geiser yang terbentuk di Yellowstone sangat terkenal di seluruh dunia, salah satunya Geiser Old Faithful yang menjadi sajian utama taman nasional tersebut. Terdapat juga Geiser Steamboat yang tercatat sebagai geiser teraktif di dunia. Sekitar setengah bentukan geotermal dunia dan dua pe tiga geiser di seluruh dunia berada di Yellowstone.
Sumber: Perwito Mulyono, dkk. 2009. World Heritage Nature & Culture Volume 9. Surakarta: Batara Publishing.