Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Rachel Carson, Perjuangan Melindungi Lingkungan Hidup
14 April 2018 10:51 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Rachel Carson diakui sebagai pelopor gerakan pelestarian lingkungan modern setelah menerbitkan karya berjudul Silent Spring. Bukunya itu berisi penelitian penting mengenai efek merugikan dari pestisida terhadap udara, air, dan tanah.
ADVERTISEMENT
Rachel Carson dilahirkan di tepi sungai Allegheny, dekat Springdale, Pennsylvania. Ia mulai memperlihatkan minatnya pada alam setelah keluarganya membeli sebuah lahan hutan di dekat rumahnya. Sejak kecil Rachel Carson banyak menghabiskan waktunya di hutan dan di tepi sungai untuk mempelajari burung-burung, serangga, dan bunga-bunga.
Ketika menginjak usia 18 tahun, Rachel Carson masuk ke Perguruan Tinggi Pennsylvania yang dikhususkan bagi wanita, di Pittsburg. Ia mengambil jurusan bahasa Inggris dengan maksud menjadi seorang penulis.
Namun ketika tahun keduanya di sana, ia mulai tertarik untuk mempelajari sains setelah mengambil mata kuliah biologi, yang diampu oleh seorang dosen bernama Mary Scott Skinker. Pelajaran yang disampaikan oleh dosen itu telah mengubah tujuan Rachel Carson, dan ia pun memilih untuk pindah jurusan ke bidang sains.
ADVERTISEMENT
Setelah lulus pada 1929, Rachel Carson memperoleh beasiswa musim panas di Laboratorium Biologi Kelautan Amerika Serikat, di Woods Hole, Massachusetts. Di sana ia banyak mempelajari segala hal tentang lingkungan dan pelestarian laut. Ia pun mendapatkan beasiswa ke Universitas Johns Hopkins di Baltimore untuk melajutkan studi masternya.
Ia bekerja sebagai asisten laboratorium di Hopkins, dan sebagai asisten pengajar bagi ilmu satwa di Universitas Maryland. Tahun 1932, Rachel Carson memperoleh gelar master dalam bidang ilmu satwa.
Sejak tahun 1936, Rachel Carson mulai bekerja pada bidang lingkungan, dan kelautan. Ia pernah bekerja di biro perikanan Amerika Serikat di Washington D.C., untuk menulis beberapa artikel mengenai kehidupan laut. Ia pun pernah bekerja sebagai ahli biologi kelautan, yang mendapat tugas untuk menulis tentang kehidupan bawah laut bagi majalah Atlantic Monthly.
ADVERTISEMENT
Dari beberapa artikel yang dibuatnya, ia kemudian menggabungkannya menjadi satu dan terbitlah sebuah buku pada 1941, berjudul Under the Sea. Namun buku pertamanya itu tidak terlalu laris, karena Amerika Serikat sedang disibukkan dengan perang.
Pada 1951-1955, Rachel Carson menerbitkan dua buah buku berjudul The Sea Around Us, dan The Edge of the Sea, yang berisi laporan tentang fisika, kimia, dan biologi yang terdapat di samudera beserta pantai-pantainya. Buku ini dibuat dengan menggabungkan ketajaman dalam melakukan pengamatan ilmiah, dan penggambarannya yang puitis.
Kedua buku itu memperoleh sejumlah penghargaan bergengsi, dan diterjemahkan ke dalam 32 bahasa. Selain itu, buku Rachel Carson ini berhasil bertahan sebagai buku terlaris selama 81 minggu di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Tahun 1958, Rachel Carson menerima sebuah laporan dari salah satu temannya, Olga Huckins, yang menjelaskan mengenai efek merusak yang dialami oleh cagar alam burung pribadi miliknya di Massachusetts, setelah disemprot menggunakan pestisida DDT dalam rangka pengendalian nyamuk di negara bagian itu.
Rachel Carson sebenarnya sudah lama menyadari bahaya dari penggunaan racun kimia terhadap lingkungan, tetapi ia belum menemukan bukti yang kuat untuk argumennya itu. Dengan adanya kejadian itu, akhirnya Rachel Carson akan mulai angkat bicara, walau ia tahu masalah ini akan mengakibatkan perdebatan di kalangan masyarakat. Terlebih, hampir seluruh sektor pertanian sudah sangat bergantung pada penggunaan bahan-bahan kimia tersebut.
Setelah melakukan penelitian selama beberapa tahun di Amerika dan Eropa, Rachel Carson menerbitkan sebauh buku berjudul Silent Spring pada 1962. Dalam bukunya itu, ia memperlihatkan bahwa keberadaan semua makhluk hidup yang rentan, termasuk juga manusia, dapat dengan mudahnya dirusak oleh penggunaan DDT dan racun berbahaya lainnya.
ADVERTISEMENT
Ia mengusulkan bahwa pengendalian biologis untuk memerangi serangga harusnya dilakukan dengan terlebih dahulu memahami organisme yang hendak dikendalikan.
Karyanya itu mendapatkan banyak kritikan dari pengolahan industri kimia agrikultur, yang tidak dapat menerima hasil penelitiannya, dan berencana untuk mencekal buku itu dan pengarangnya. Namun, Presiden John F. Kennedy sangat terkesan dengan isi buku Rachel Carson ini, dan memerintakan evaluasi ulang terhadap kebijakan pestisida di Amerika Serikat.
Tahun 1963, pemerintah membentuk sebuah komite yang khusus mempelajari kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan pestisida. Komite ini mengesahkan posisi Rachel Carson beserta penemuan-penemuannya, dan mulai menyusun larangan terhadap pemakaian DDT.
Rachel Carson benar-benar telah mengubah keadaan lingkungan hidup saat ini. Andaikan sebelum penerbitan Silent Spring, ia merasa takut akan kecaman yang ditujukan kepadanya, mungkin kerusakan lingkungan akibat dari penggunaan bahan kimia akan sangat luas terjadi di Amerika Serikat, bahkan dunia. Namun dengan keberaniannya, ia berhasil menjaga kelestarian lingkungan yang dianggapnya sebagai faktor penentu kehidupan manusia di dunia ini.
ADVERTISEMENT
Sumber : Felder, Deborah G. 2008. 100 Wanita Paling Berpengaruh Sepanjang Masa. Tanggerang : Karisma
Foto : www.wisconsinacademy.org